Tidak ada jaminan usia tua pasti pribadinya dewasa.
Yudha dan Eli sama-sama belum dewasa meskipun sudah berusia lanjut.Â
Solusinya?
Susah untuk menemukan solusi yang menyenangkan dan menyamankan, serta berkeadilan untuk kedua belah pihak.Â
Kalau menurut saya, solusi terbaik yang bisa ditempuh adalah tetap serumah dan menjaga sikap yang "baik" antara satu dengan yang lain untuk sementara waktu, sampai Yudha menemukan kondisi aman secara finansial sehingga dia bisa mulai mandiri kembali, seperti 17 tahun berturut-turut sebelumnya, entah itu indekos kembali; menyewa rumah secara tahunan; atau kalau Tuhan memberkati dengan berlimpah-limpah, membeli rumah impiannya secara tunai.
"Aku lagi jalankan bisnis online yang terbaru. Semoga bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan," katanya.
Yudha tidak ingin tinggal di rumah Susan lagi, karena dia tidak mau dihina "numpang gratis" di rumah saudara. "Meskipun Eli nanti ke Banjarmasin, aku tetap gak mau tinggal di rumah Susan."
Yah, saya memahami. Untung saja Yudha tidak gelap mata seperti ringan tangan atau mencabut nyawa saudara. Yudha punya iman yang saya kenal baik. Dia tidak akan melakukan hal-hal terlarang seperti itu.
Dendam positif. Itulah yang dia ingin buktikan dan perlihatkan kepada keluarga besarnya. Dia ingin menunjukkan bahwa dia bisa mandiri sebelum dia berpulang.
Semoga saja Tuhan mengabulkan doa dan harapannya.
Berpikir sebelum menjadi penengah
Sebetulnya pemaparan sebelum ini mungkin agak keluar jalur, tapi memang sukar menjelaskan dengan fokus pada kata "penengah" karena kedudukan "penengah" yang riskan. Dia harus adil, tapi kalau sudah menyangkut saudara, pasti ada kecenderungan condong ke salah satu sisi.