Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Minta Sepuluh Ribu, Apakah Tidak Malu?

18 Desember 2024   11:11 Diperbarui: 18 Desember 2024   11:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan adanya kondisi saat ini, dimana ekonomi semakin tidak jelas apakah akan membaik atau semakin memburuk, setiap orang diperhadapkan dengan situasi-situasi sulit dalam memenuhi kebutuhan hidup. Gaji sebulan seakan tak cukup untuk kebutuhan selama 30 hari.

Untuk kalangan menengah ke bawah, kondisi tidak menentu di segi keuangan terkadang menyebabkan beberapa insan mengambil "jalan pintas" dengan mengemis; meminta belas kasihan orang lain; bahkan mungkin sampai merampok, mencuri, menipu, dan lain sebagainya.

Menilai seseorang tidak bisa hanya melihat dari sisi "hitam" atau "putih" saja. Setiap orang punya sisi baik dan buruk. Oleh karena itu, melihat orang itu "baik" sepenuhnya atau "buruk" secara keseluruhan bukanlah langkah yang tepat. Karena pasti ada kelebihan dan kekurangan dalam suatu sosok.

Oleh karena itu, tetap waspada patut menjadi andalan sikap sewaktu menghadapi orang yang tiba-tiba meminta uang. Karena wajah memelas belum tentu mencerminkan kondisi orang tersebut. Siapa tahu serigala berbulu domba. Di balik wajah meringis, ada niat "mengais" rezeki orang lain. 

2. Lebih baik memberi "pancing" daripada hanya sekadar "ikan"

Katakanlah benar Adi mengalami kesulitan keuangan. Dia lapar dan sudah berhari-hari tidak makan. Perutnya menuntut asupan makanan supaya tetap bisa bertahan hidup.

Makan adalah kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi. Uang sepuluh ribu memang menuntaskan kebutuhan tersebut. Cukup untuk membeli nasi putih dan ayam goreng di warung-warung fried chicken yang bertebaran di berbagai jalan di Samarinda bagai cendawan di musim hujan.

Tapi pertanyaan besar yang muncul di kepala adalah: Apakah cukup dengan hanya memberikan uang? 

Ibarat hanya memberikan "ikan", dan setelah "ikan" habis, orang tersebut akan mengemis "ikan" lagi dari orang lain yang dia temui dengan modal "muka memelas", "suara mengiba", dan "perut ditekuk untuk menunjukkan keperihan lambungnya yang kosong dari makanan".

Memang, kalau lapar sudah kadung menyerang hebat dalam lambung sehingga perih tak tertahankan, makan adalah solusi mujarab paling tokcer, dan uang akan memungkinkan sang insan untuk membeli makanan. Sederhana.

Namun kalau hanya sekadar memberi "ikan", insan tersebut tidak akan mandiri. Dia akan terus merasa tidak bisa apa-apa, sehingga akan selalu mengharapkan orang lain untuk memberikan "ikan" kepadanya.

Ketergantungan adalah hal buruk yang seharusnya kita hindari. Kita seharusnya berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Biarpun orang lain, misalnya saudara kandung, mau memberikan bantuan, dia tidak bisa selamanya membantu. Kenapa? Banyak faktor yang mungkin menyebabkan dia tidak bisa lagi membantu memberikan "donasi" seperti karena sudah pensiun dari pekerjaan yang menyebabkan sumber pendapatan terhenti; mempunyai kebutuhan lain yang mendesak dalam keluarga, seperti biaya pendidikan anak dan biaya kesehatan; bahkan kalau sewaktu-waktu dia tiba-tiba berpulang. Tak ada yang tahu kapan kehidupan ini berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun