Sehingga saya menuliskan laporan buku tentang "Bergumul dengan Gusmul" seperti menceritakan diri sendiri, meskipun tidak mirip seratus persen, tapi seakan menggambarkan kehidupan yang tidak sepenuhnya berisi keriangan atau kesedihan. Namun memandang apa pun yang menimpa, entah keberuntungan atau kemalangan sebagai dinamika kehidupan yang mewarnai sosok Agus Mulyadi. Dan kesemuanya itu diceritakan dengan ringan, dengan cara menertawakan diri dalam konteks yang positif.
Lahirlah laporan buku yang kedua, dengan judul seperti di tautan berikut.
Baca juga:Â Belajar Menertawakan Hidup ala Agus Mulyadi
Apakah sudah cukup dua buku menjadi sumber laporan buku? Tentu saja tidak. Saya sedang membaca buku-buku yang lain dan pada akhirnya menuangkan inti sari buku-buku tersebut dalam laporan buku. Selain sebagai pengingat bahwa saya sudah membaca buku-buku tersebut, laporan buku yang nanti akan juga saya unggah di Kompasiana kiranya dapat bermanfaat buat para netizen yang semoga tergerak untuk membaca buku-buku tersebut, bahkan terdorong juga untuk menumbuhkan semangat literasi dengan membaca buku-buku yang lain dan menuliskan laporan-laporan buku di dunia maya.
Baca supaya maju
Akhir kata, bacalah. Negara maju terbentuk dari sumber daya manusia yang gemar membaca, khususnya membaca buku. Negara kita masih sebatas negara berkembang yang entah kapan bisa mewujudkan mimpi menjadi negara maju.
Daripada mengeluhkan kondisi status "berkembang" dan menyalahkan pemerintah, lebih baik mulai dari diri sendiri. Baca. Bacalah buku. Dengan begitu, kita menjadi semakin "maju", bukan saja maju dalam prestasi di sekolah dan universitas (kalau masih pelajar dan mahasiswa), namun bisa maju dalam bidang apa pun yang digeluti, seperti berwirausaha dan bekerja di perusahaan. Imbasnya, dari satu orang bisa mengubah satu lingkungan di sekitar karena gemar membaca buku, apalagi kalau lebih dari satu orang yang gemar membaca.
Harapan saya sebagai pribadi, Indonesia bisa menjadi negara maju karena sumber daya manusia yang unggul, bukan karena sumber daya alam yang cepat atau lambat bakal habis karena tidak bisa diperbaharui.
Dengan begitu, pertanyaan "Apa buku terakhir yang Anda baca?" bisa dijawab dengan gamblang, cepat, dan tanpa ragu, karena keseharian diisi dengan membaca demi memajukan diri dan negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI