Tak heran, banyak pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh ternama di tingkat dunia, dan terutama para tokoh pendiri negara ini seperti Ir.Soekarno, Drs.Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, dan lain-lain, menunjukkan dalam kehidupan nyata bahwa salah satu koentji keberhasilan mereka adalah karena membaca buku.
Sehingga agak menyedihkan kalau kebanyakan warga di negeri +62 tidak tahu judul buku terakhir yang mereka sudah baca sampai selesai.
Kembali ke buku adalah langkah awal jika ingin negara ini maju dalam bidang apa pun.
Bagaimana dengan saya?
Saya sendiri berusaha untuk rutin membaca buku meskipun dengan kecepatan yang slow.Â
Yah, kecepatan membaca saya tidak seprima saat masih muda. Apalagi saya kebanyakan tidak membaca buku fisik, tapi buku elektronik dikarenakan kesibukan bekerja dan kemudahan dalam meminjam buku elektronik dalam jumlah banyak.
Dan yang terlebih penting, saya bisa membawa banyak buku kemana saja saya pergi; dan bisa membaca kapan saja dan dimana saja.
Kendalanya hanya dua: layar gawai kecil dan efek cahaya dari gawai yang memedihkan mata.
Apakah saya terbatas pada membaca buku?
Pada awalnya, ya. Tapi setelah waktu berjalan dan usia bertambah, saya merasa tidak puas dengan hanya sekadar membaca. Terkesan saya hanya membaca untuk kesenangan pribadi. Padahal, saya juga ingin mengembangkan diri dan berbagi kepada sesama tentang buku-buku yang saya baca.Â
Siapa tahu, buku-buku yang saya baca bermanfaat buat orang lain yang mungkin mengalami masalah dan tidak tahu jalan keluar dari masalah tersebut; dan buku-buku yang sudah saya baca sampai selesai bisa memberikan solusi pemecahan masalah-masalah bagi insan-insan tersebut.
Sehingga, saya memutuskan untuk menulis laporan buku dari setiap buku yang saya sudah baca sampai tuntas.