Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Tidak Ada yang Mau Mendengar, maka....

21 Oktober 2024   09:11 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:35 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan semakin sukar saat ini. Ekonomi semakin tidak menentu. Banyak warga yang mengalami pemutusan hubungan kerja dan bingung mau berbuat apa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Ada juga warga yang menghadapi bahaya maut. Kesehatan terganggu. Kanker menggerogoti tubuh. Apa yang harus dilakukan? Hidup seakan berakhir saat mendengar vonis dokter.

Setiap insan mempunyai masalahnya sendiri-sendiri. Pertanyaan besar muncul dalam diri: Kepada siapa kita bisa mengadu? Kepada siapa kita bisa mengungkapkan permasalahan kita?

Lewat doa kepada Tuhan bisa menjadi solusi. Dia akan mendengar dan menjawab setiap doa orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Namun demikian, sebagai makhluk sosial, kita juga membutuhkan orang lain. Kehadiran insan lain secara fisik sangat manusia butuhkan. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Didengar. Siapa yang tidak menginginkannya?

Sayangnya, sangat sulit menemukan orang yang bersedia menjadi pendengar segala keluh kesah. Jangankan orang luar, anggota keluarga sendiri belum tentu bisa menjadi pendengar yang baik.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Saya teringat kepada sebuah film yang menurut saya sangat menginspirasi dan menunjukkan kekuatan dari literasi pada pendidikan secara khusus dan mental secara umum.

Film "Freedom Writers" dibuat berdasarkan kisah nyata, true story yang menggambarkan seorang guru perempuan yang menjadi guru kelas yang berisi peserta didik yang "bermasalah".

Peserta didik dengan latar belakang keluarga yang "broken home", KDRT dalam keluarga, alkoholik, anggota gang, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun