Waktu ayah dan ibu menjemput pada jam enam malam untuk pulang ke rumah, M sudah capek karena bermain dengan J saat siangnya.
Ayah dan ibunya juga tidak bisa berbuat apa-apa saat malam hari. Mereka tidak bertanya tentang pendidikan M di sekolah.
Ini baru satu kasus. Masih banyak kasus-kasus lain yang tidak mungkin dibahas semua di sini.
3. Orangtua tidak menanamkan budaya membaca dan menulis pada anak
Ini juga yang menjadi masalah. Rendahnya minat baca dan tulis di Indonesia bukan tanpa sebab.
Kebanyakan dari rumah murid les tidak mempunyai rak buku dengan buku-buku yang menawarkan pengetahuan. Yang ada malah TV layar datar super besar dan tidak hanya berada di ruang keluarga, tapi juga ada di ruang-ruang tidur masing-masing anggota keluarga.
"Supaya tidak ribut perihal mau nonton apa," kata S, salah seorang ibu murid les privat beberapa tahun yang lalu, waktu gawai canggih seperti ponsel pintar, tablet, dan laptop belum menjamur.
Sekarang, gawai menjadi barang "wajib" yang seakan-akan harus hadir di genggaman tangan setiap anggota keluarga.Â
Buku? Hanya buku pelajaran yang ada. Itupun dijamah saat mau pergi ke sekolah atau kalau ada pekerjaan rumah.
Bagaimana membentuk karakter anak?
Nakal tidak mungkin terjadi jika orangtua mendidik anak, membentuk karakter anak sejak usia dini.
Oleh karena itu, menurut saya, berdasarkan pengamatan akan beberapa orangtua murid selama bertahun-tahun, ada tiga langkah yang orang tua perlu lakukan untuk membentuk karakter anak.
1. Didiklah anak untuk "takut akan Tuhan"
Pendidikan yang sebenarnya berasal dari keluarga. Ayah dan ibu memegang peranan penting dalam membentuk karakter anak.