Ini yang menjadi kesulitan bagi orangtua untuk menjaga putra-putri tercinta supaya tetap sehat dan bugar.
Untuk sarapan dan makan malam mungkin tidak menjadi persoalan. Untuk makan siang dan cemilan-cemilan diantaranya, ini yang menjadi masalah, karena orangtua tidak berada di sekolah untuk memastikan putra-putri mengonsumsi penganan dan makanan yang sehat, serta bergizi lengkap.
Orangtua memang harus mendidik putra-putri untuk memilih makanan dan minuman yang sehat dan aman untuk dikonsumsi. Membiasakan anak untuk makan makanan yang diolah di rumah dari bahan-bahan alami dan minum air mineral (daripada minuman super manis saat ini) adalah cara bijak supaya anak terbiasa menjalani pola hidup sehat dalam hal asupan gizi.
Tertib berolahraga adalah hal yang penting yang sering terabaikan.
Orangtua sering beralasan "karena anak capek setelah sampai di rumah", sehingga mengistirahatkan anak sebagai solusi, supaya tidak jatuh sakit.
Memang dilematis apabila 'mengolahragakan' anak saat tiba di rumah pada jam lima sore, namun sebenarnya bisa saja berolahraga ringan secara rutin jika ada komitmen.
Kalau toh tidak memungkinkan di sore hari, kenapa tidak dilakukan di pagi hari?
Olahraga ringan dan hemat biaya seperti jalan kaki bisa menjadi pilihan bijak. Bersepeda juga bisa menjadi opsi kalau memang mempunyai sepeda atau berencana membeli sepeda untuk tjuan olahraga.
Gaya hidup anak juga perlu mendapat perhatian. Apakah anak mempunyai waktu tidur yang cukup dan berkualitas atau tidak? Apakah anak belajar di rumah dengan waktu yang teratur atau tidak? Apakah anak punya waktu rehat untuk berekreasi atau tidak?
Orang tua harus memastikan penataan waktu berimbang, gaya hidup anak ideal, supaya anak tidak 'bingung' dengan hidupnya.
2. Orangtua perlu berdiskusi dengan para guru di sekolah terkait kerja kelompok yang terlalu sering
Orangtua jangan hanya iya-iya saja kalau anak mengatakan ada kerja kelompok di sekolah sehingga terpaksa harus pulang di sore hari, sekitar pukul empat atau lima.