Kelemahan lain selain sukarnya bekerja dalam tim dalam setiap era generasi peserta didik adalah kurang dapat bekerja secara terorganisir.
Yang ada malah one man show. Misalnya: satu kelompok terdiri dari lima orang. Hanya satu atau dua saja yang bekerja. Sisanya, tiga atau empat orang hanya planga-plongo, cuma nampang nama di kertas laporan saja. Tidak ada sumbangsih apa-apa.Â
Harapan dari bekerja dalam kelompok adalah setiap anggota mempunyai peranan yang berbeda antara satu dengan yang lain, dan semuanya saling bahu-membahu, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, guru perlu menekankan pembagian tugas dalam kelompok kepada peserta didik supaya semua anggota terlibat aktif.
3. Untuk menumbuhkan peran serta peserta didik, baik itu di luar maupun di dalam jam pelajaran
Berbicara di depan orang banyak tidaklah mudah. Untuk itulah, perlu adanya peran serta secara aktif nyata dalam bentuk lisan, semisal diskusi atau presentasi.
Di luar jam pelajaran, mungkin peran serta peserta didik besar, meskipun ada keraguan akan hal itu bila melihat peran serta anggota tim saat presentasi sewaktu jam pelajaran berlangsung.
Lima anggota, tapi yang berbicara hanya satu atau dua orang saja.
Untuk itulah pendidik perlu mendidik peserta didik untuk mengambil peranan secara aktif, satu sama lain melakukan tindakan nyata untuk mencapai tujuan bersama.
Bagaimana orangtua menyikapi kerja kelompok?
Tentu saja, dua pihak, yaitu orangtua dan pendidik mempunyai sudut pandang yang berbeda perihal kerja kelompok.Â
Bagaimana orangtua menyikapi kerja kelompok yang ada?
1. Orangtua perlu mendidik anak untuk menjaga asupan gizi, tertib berolahraga, dan berdisiplin dalam gaya hidupÂ
Sejatinya, pola hidup sehat menuntut berimbangnya antara kerja dan istirahat. Apakah cukup dua komponen itu? Tentu saja ada komponen-komponen lain yang ikut menentukan seperti asupan gizi yang memadai, tertib berolahraga, dan menjaga disiplin gaya hidup.