Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ulangan Mengarang, Kenapa Menghilang?

8 November 2023   16:50 Diperbarui: 9 November 2023   01:51 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peranan membaca dan menulis sangatlah besar dalam menentukan kemajuan suatu negara. Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Finlandia adalah beberapa negara yang sangat maju karena tingginya minat baca dan tulis para warganya.

Mading bisa menjadi salah satu upaya untuk menumbuhkan minat baca dan tulis dalam lingkup sekolah. Tentu saja, harus rutin dalam "memperbarui" tulisan-tulisan di Mading, supaya tetap berjalan secara teratur, entah itu seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali.

3. Mengadakan Kompetisi Menulis Cerpen dan Puisi

Sebenarnya tidak terbatas pada cerpen dan puisi. Artikel yang menceritakan pengalaman nyata, seperti berlibur di kampung halaman atau menemani ibu memasak di dapur, bisa menjadi alasan untuk mengadakan kompetisi menulis.

Meskipun begitu, bagi saya pribadi, mengingat masa kecil dulu, kecintaan membaca buku dan media cetak lainnya akan berimbas ke kegemaran selanjutnya, yaitu menulis berbagai tulisan. Kesukaan membaca cerpen dan puisi akan menimbulkan hasrat kuat untuk menuangkan buah pikiran yang meluap di atas kertas atau gawai yang pada akhirnya menjadi puisi atau cerpen yang ciamik.

Dengan adanya kompetisi menulis cerpen dan puisi, selain menimbulkan semangat untuk menunjukkan kemampuan dalam menulis juga untuk menumbuhkan kecintaan untuk menulis di kalangan peserta didik pada khususnya dan para guru pada umumnya.

***

Sekali lagi, tulisan ini murni pendapat saya pribadi, melihat pengalaman di masa lampau, dan mengamati keadaan perihal budaya literasi khususnya kecintaan membaca dan menulis yang masih minim di bumi pertiwi ini.

Kiranya mengarang bukan hanya "menghias" di buku-buku pelajaran, namun juga mengejawantah dalam proses belajar mengajar di sekolah dan terwujud nyata dalam kehidupan sehari hari.

Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun