Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Seratus Kilometer

14 Juli 2023   07:24 Diperbarui: 14 Juli 2023   07:27 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)

Mulai dari nol kilometer. Angin semilir menyejukkan. Enaknya kalau cuaca cerah. Kalau hujan, bisa batal berangkat; atau kalau hujan di tengah perjalanan, itu yang tidak enak. Memilih menepi dan berteduh di SPBU terdekat atau tetap melaju dengan mengenakan jas hujan. Tergantung situasi dan kondisi.

Melihat jalan-jalan panjang melintang tidak terasa membosankan karena di kiri kanan terdapat banyak pepohonan dan tumbuh-tumbuhan hijau. 

Tentu saja, saya bukan maniak yang membalap tanpa henti. Menempuh jarak jauh harus dipecah dalam beberapa interval. Interval berhenti sejenak, istirahat beberapa saat, makan camilan, minum beberapa teguk air, sambil menikmati kenyamanan hidup.

SPBU menjadi andalan tempat istirahat. Selain ada toilet untuk perhentian membuang air kecil, juga ada mini market yang menjual berbagai makanan dan minuman. B.A.K (Buang Air Kecil) langkah pertama, kemudian langkah kedua adalah rehat sejenak dengan minum air mineral dan menikmati kudapan sekadarnya.

Lumayan membantu. Apabila energi baterai hp low, ada beberapa stopkontak yang memang disediakan oleh pihak pengelola SPBU untuk mengisi daya ponsel pintar para pengunjung yang berada di tengah perjalanan.

Leha-leha sejenak sambil menikmati kehidupan yang masih ada di badan. Mensyukuri selama masih bernafas di dunia. Bernafas dengan leluasa. 

Setelah merasa cukup beristirahat, kembali meluncur.

Tentu saja, kewaspadaan tetap harus dijaga. Jalan naik dan turun yang curam, kiri dan kanan yang menukik. Serasa mengikuti reli atau 'tour de' apa gitu, hehehe.

Tapi yang membuat jantung dag-dig-dug adalah para bus dan truk yang menimbulkan semburan angin yang kencang karena melaju dengan kecepatan tinggi. Kalau sekadar semburan angin, tidak menjadi masalah yang serius. Tapi kalau semburan angin dan air dalam waktu yang bersamaan, tentu saja menjadi persoalan.

Mata pedih, jalanan licin, risiko terjadi kecelakaan sangatlah besar.  

Puji Tuhan, selama tiga tahun pulang dari Samarinda ke Balikpapan, dan pergi (balik) dari Balikpapan ke Samarinda, saya selalu menjalani dengan selamat. Tidak kurang suatu apa. Tidak mengalami kecelakaan. Tidak pernah menghadapi ban bocor atau motor mogok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun