Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Seratus Kilometer

14 Juli 2023   07:24 Diperbarui: 14 Juli 2023   07:27 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)

Tentu saja, saya tidak asal berangkat. Ada beberapa printilan yang harus saya persiapkan.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kesediaan sepeda motor untuk menempuh perjalanan jauh esok harinya. Otomatis, sehari sebelumnya, kondisi sepeda motor harus dipastikan prima. 

Saya membawa sepeda motor ke bengkel langganan untuk diservis. Segala faktor yang menyangkut 'kenyamanan' sewaktu berkendara diperiksa, mulai dari oli sampai rem menjadi perhatian. 

Ganti oli; periksa rem belakang dan depan (jika kampas rem habis, diganti); memeriksa tekanan angin ban depan dan belakang; dan lain sebagainya.

Apakah sudah cukup dengan kesiapan sepeda motor andalan? Tentu saja tidak. 

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan pakaian secukupnya disesuaikan dengan rencana berapa hari akan tinggal di Balikpapan. 

Tak lupa, smartphone beserta charger harus dibawa serta. Bisa berabe kalau gawai ketinggalan. Bisa mati gaya di kampung!

Dan sebagai penutup, kondisi fisik harus prima esok hari selama dalam perjalanan. Otomatis, tidur harus cukup dan berkualitas malam sebelumnya. 

Jam sembilan. Saya sudah berada di dunia kasur. Tidak ada kompromi. 

Bangun pagi pada jam lima. Mandi, berpakaian, dan sebagai "bahan bakar" di "kampung tengah", nasi kuning adalah jawabannya.

Setelah tangki perut penuh dan diguyur oleh air mineral sebagai penutup, saya pun berangkat. Jam tujuh start meluncur. Melewati berbagai jalan, tepian Mahakam, sampai menerobos Jembatan Mahakam yang entah sudah berapa kali saya lewati dalam hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun