Tentu saja, saya tidak asal berangkat. Ada beberapa printilan yang harus saya persiapkan.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kesediaan sepeda motor untuk menempuh perjalanan jauh esok harinya. Otomatis, sehari sebelumnya, kondisi sepeda motor harus dipastikan prima.Â
Saya membawa sepeda motor ke bengkel langganan untuk diservis. Segala faktor yang menyangkut 'kenyamanan' sewaktu berkendara diperiksa, mulai dari oli sampai rem menjadi perhatian.Â
Ganti oli; periksa rem belakang dan depan (jika kampas rem habis, diganti); memeriksa tekanan angin ban depan dan belakang; dan lain sebagainya.
Apakah sudah cukup dengan kesiapan sepeda motor andalan? Tentu saja tidak.Â
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan pakaian secukupnya disesuaikan dengan rencana berapa hari akan tinggal di Balikpapan.Â
Tak lupa, smartphone beserta charger harus dibawa serta. Bisa berabe kalau gawai ketinggalan. Bisa mati gaya di kampung!
Dan sebagai penutup, kondisi fisik harus prima esok hari selama dalam perjalanan. Otomatis, tidur harus cukup dan berkualitas malam sebelumnya.Â
Jam sembilan. Saya sudah berada di dunia kasur. Tidak ada kompromi.Â
Bangun pagi pada jam lima. Mandi, berpakaian, dan sebagai "bahan bakar" di "kampung tengah", nasi kuning adalah jawabannya.
Setelah tangki perut penuh dan diguyur oleh air mineral sebagai penutup, saya pun berangkat. Jam tujuh start meluncur. Melewati berbagai jalan, tepian Mahakam, sampai menerobos Jembatan Mahakam yang entah sudah berapa kali saya lewati dalam hidup ini.