Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pelajaran Hidup dari 3 Studi Kasus

16 Juni 2023   19:17 Diperbarui: 16 Juni 2023   19:26 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(WOKANDAPIX via Pixabay.com)

"Sekarang dia baru menyesal..."

Rio, adik Mira, mengutarakan kilas balik dan penyesalan sang kakak sekarang.

Menikah secara Katolik, meskipun Handoyo seorang Kristen, tapi bukan Kristen yang taat. Istilahnya, Kristen KTP.

Akibatnya, pendidikan anak terutama soal agama tidak diperhatikan. Handoyo tak pernah membawa istri dan anak ke gerejanya. Mira membawa sang anak, Dani, ke gereja Katolik di hari Minggu, meskipun tidak rutin.

Handoyo memang ikut ke gereja Katolik, tapi hanya sampai di halaman gereja. Dia tidak ikut menghadiri ibadah. Dia hanya mengantar anak dan istrinya. Selebihnya ada dua pilihan di benaknya: menunggu anak dan istrinya selesai ibadah dengan menikmati gorengan di warung terdekat atau pergi ke rumah kenalan dan menjemput istri dan anak saat ibadah usai.

Tiga pelajaran hidup

Dari tiga studi kasus sebelumnya, kita dapat menarik 3 (tiga) pelajaran hidup.

1. Pilihlah calon yang seiman, taat beribadah, rajin bekerja, dan punya karakter yang baik

Mungkin ada di antara Anda yang tidak sependapat, tapi apa yang saya temui dari pengamatan dan pengalaman hidup membuktikan kalau iman suami dan istri yang berbeda lebih banyak menimbulkan masalah saat sudah berumah tangga dibandingkan dengan pasangan yang seiman.

Yang seiman saja belum tentu langgeng pernikahannya, apalagi kalau tidak seiman. Dan juga, iman yang berbeda akan menimbulkan masalah saat mempunyai anak karena menyangkut agama apa yang akan dianut sang anak.

Mengenai persoalan mendidik anak, akan kita bahas di pelajaran hidup kedua.

Yang jelas, seperti yang mungkin pernah Anda dengar, seperti saya mendengarnya dari seorang kenalan, sebut saja Joko, dia mengatakan, "Sebelum menikah, buka mata lebar-lebar. Sesudah menikah, tutup mata rapat-rapat."

Maksudnya, sebelum menikah, kita harus mengetahui seluas-luasnya perihal calon pasangan. Bukan sekadar seiman (ini harga mati!), namun juga tentang ketaatan dalam beribadah (realita, bukan rekayasa), bagaimana dia berhubungan dengan Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun