Lari tidak membutuhkan "jam buka layanan" jalur lintasan lari, karena sudah tersedia jalan raya secara gratis yang buka 24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu, dalam kondisi cuaca apa pun.
Itu yang menyebabkan saya memilih lari, karena kalau tidak sempat lari di pagi hari, saya lari di sore hari. Begitu juga sebaliknya.
Ketiga, Nilai aerobik tertinggi
Waktu yang sedikit, tapi mendapatkan manfaat terbanyak.
Dengan lari satu mil dalam waktu 8 menit atau kurang setara nilai aerobiknya dengan renang 24 putaran (600 yard) dalam waktu kurang dari 15 menit dan bersepeda 5 mil dalam waktu kurang dari 20 menit.
Betapa efektif dan efisiennya lari. Oleh karena itu, saya memutuskan memilih lari sebagai program latihan membangun kebugaran diri.
Proses jatuh bangun
Menjalani program latihan tentulah tidak mudah. Apalagi di tiga minggu awal hanya diisi dengan jalan dengan frekuensi lima kali dalam seminggu sejauh satu mil. Masih belum terasa efeknya.
Ada hal yang berbeda setelah memasuki minggu ke-4 dan mengarungi sampai minggu ke-6. Kombinasi jalan dan lari menjadi "santapan" wajib di tiga minggu ini.
Masih lebih banyak jalan daripada lari. Tubuh masih perlu penyesuaian. Napas masih ngos-ngosan. Tiga minggu menjadi babak untuk meningkat ke level yang lebih tinggi.Â
Pada Minggu ke-7, mulailah tingkatan yang baru. Full Running. Lari penuh tanpa jalan di sela-selanya. Tentu saja, sangat berat waktu di awal, namun setelah minggu demi minggu bergulir, lari menjadi ringan. Rasa berat saat mengayunkan kaki mulai tak terasa
Mulai dari satu mil, satu setengah mil, sampai dua mil yang dianjurkan ditempuh dalam skala waktu tertentu.