Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Atlet dan Dalih "Tidak Bisa di Akademik"

23 Oktober 2022   18:38 Diperbarui: 23 Oktober 2022   18:44 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu juga dengan para atlet profesional, seperti Roger Federer dan Serena Williams, dua petenis legendaris yang baru sekitar beberapa minggu yang lalu memutuskan gantung raket, setelah bertahan selama bertahun-tahun menjadi raja dan ratu tenis dunia. Tidak mungkin secara kebetulan mereka berjaya. Pasti ada perencanaan program untuk mencapai tangga juara.

Lagipula, semua guru, tanpa terkecuali, harus mempersiapkan diri sebelum mengajar. Bukan hanya mental, tetapi persiapan "strategi mengajar" perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. 

Jangan hanya terlihat "siap" saat supervisi dengan kelengkapan administrasi yang menggunung, ibarat menumpuk delapan sampai sembilan rim kertas kuarto, namun di keseharian, perilaku memble.

Datang sering terlambat; kalau mengulas teori, sekadarnya, lalu menginstruksikan peserta didik untuk mengerjakan soal-soal di LKS atau buku paket; memberikan contoh kebiasaan negatif dengan merokok di lingkungan sekolah; dan lain sebagainya.

Hati-hati!

Sekali lagi, saya mohon maaf jika ada kata-kata saya di sini menyinggung perasaan Anda selaku guru PJOK. Tentu saja, ada guru-guru PJOK yang berdedikasi tinggi dan saya kenal beberapa diantaranya. Hanya sedikit dibanding kebanyakan yang tidak jelas visi dan misi mengajarnya.

Kiranya kita, baik itu guru di sekolah maupun guru di rumah bagi anak-anak kita, hendaknya berhati-hati, baik dari segi perkataan maupun perbuatan.

Jangan sampai di kemudian hari kita menyesal karena telah "menyesatkan" peserta didik ke arah yang salah. Pada saat itu, jarum jam tidak bisa kita balik kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun