Dan, yang perlu diingat juga adalah perihal Penilaian, baik itu Ulangan Harian (UH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS).
Bisa Anda bayangkan seandainya Anda lebih banyak menyediakan waktu praktik daripada teori kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar?
Yang ada, peserta didik mungkin senang, tapi akan pusing ketika menghadapi ulangan. Kenapa? Karena bahan materi ujian begitu banyak di buku paket pelajaran. Anda hanya menyebutkan bab-bab yang peserta didik harus pelajari, tapi Anda tidak pernah mengajarkan, menjelaskan, dan menerangkan materi-materi tersebut kepada para murid.Â
Hasil ujian mereka?
Yah, saya rasa kita semua sudah bisa menebaknya.
3. Rencanakan program pengajaran dengan saksama
Dengan sangat menyesal, saya mengatakan bahwa kebanyakan guru PJOK yang saya lihat hanya mengandalkan buku daftar hadir peserta didik, peluit, dan stopwatch saat mengajar.
Mungkin merasa diri sudah mengajar bertahun tahun, sudah banyak pengalaman dan asam garam, sehingga yakin segala sesuatu tidak perlu dipersiapkan jika menyangkut proses belajar mengajar.
Saya tidak tahu darimana kalimat-kalimat berikut ini saya baca, namun mereka layak menjadi perenungan kita bersama. Kalimat-kalimat tersebut adalah:
Gagal dalam perencanaan berarti merencanakan kegagalan itu sendiri.
Bagaimana bisa mendapatkan keberhasilan kalau tidak ada perencanaan yang matang? Tidak ada perencanaan sama sekali, kemungkinan terbesar yang terjadi adalah tidak akan menghasilkan prestasi apa-apa. Kegagalan total yang akan diperoleh.
Real Madrid, Liverpool, Bayern Munchen, dan beberapa klub sepakbola lainnya tidak mungkin menjadi juara Liga Champions, kalau para pelatih atau manager mereka tidak mempunyai perencanaan yang terstruktur, sistematis, efektif, dan efisien.Â