Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kisi-kisi yang Terlambat

13 Juli 2022   15:58 Diperbarui: 13 Juli 2022   17:58 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar - "terkesan" memberitahu soal ujian | Dokumentasi Pribadi

Kompetisi atau pertandingan hanya berlangsung dalam beberapa hari. Persiapan untuk menghadapi kejuaraan membutuhkan waktu lama, padahal penentuan juara hanya dalam hitungan hari. Itu pun kalau jadi juara.

Memang, latihan spartan dalam proses panjang bukan satu-satunya faktor penentu meraih gelar juara. Faktor nonteknis seperti mental turut menentukan. Namun, tetap saja, kesuksesan ditentukan oleh kerja keras dalam durasi yang tidak sebentar.

Dengan memberikan kisi-kisi satu atau dua hari sebelum ujian sama saja dengan mengajarkan para peserta didik untuk mengingkari pentingnya proses panjang dalam meraih hasil gemilang.

Sepertinya, budaya bergegas ala ponsel pintar sudah mengejawantah ke dalam diri kebanyakan para pendidik. Mungkin, anggapan "belajar cepat" menjadi acuan semudah klik-klik dan scroll-scroll layar smartphone.

Selama menjadi pendidik, kata-kata salah seorang ilmuwan terbesar sepanjang sejarah peradaban di muka bumi menjadi pegangan saya.

Sosok hebat tersebut, Thomas Alva Edison, pernah berkata di dalam sebuah buku yang pernah saya baca di saat saya masih belia. Kalimat itu yaitu "Genius adalah satu persen bakat dan sembilan puluh sembilan persen keringat."

Mungkin ada versi terjemahan lain yang berbeda, tapi pada intinya sama. Talenta tanpa disertai usaha keras akan menjadi sia-sia.

* * *

Sebentar lagi tahun ajaran baru akan segera dimulai. Para guru sudah seharusnya membenahi diri, mempelajari hal-hal baru, metode pengajaran terkini, dan memperlengkapi diri secara menyeluruh, khususnya mengenai pengetahuan seputar kisi-kisi supaya pembelajaran yang grusa-grusu tanpa persiapan seperti kasus-kasus yang kita sudah bahas sebelumnya tidak terjadi.

Jangan sampai para guru malah terkontaminasi dengan paradigma "kerja cerdas" karena terpengaruh dengan efek negatif dari smartphone dan beberapa motivator. Biarlah "kerja keras" menjadi koentji bagi para pendidik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun