Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bagaimana Mengatasi Kerumitan "Ini" dan "Itu" dalam Bahasa Inggris?

4 Januari 2022   12:08 Diperbarui: 4 Januari 2022   19:48 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat dengan menggunakan aplikasi canva | Dokumentasi Pribadi

Mengajar di Sekolah Dasar (SD) memang menantang bagi sebagian besar orang. Ada beberapa teman yang juga berprofesi sebagai guru di SMP, SMA, dan SMK mengutarakan keengganan mereka mengajar di SD.

"Susah! Kan masih anak-anak! Masih harus kita nasehati, marahi, bimbing,...," kata Dodi yang beralasan kenapa dia memilih SMK sebagai destinasi tempat mengajar.

"Ah, ribet! Ngurus anakku yang umurnya sembilan tahun saja sudah susahnya setengah mati, apalagi ngurus tiga puluhan murid SD!" ujar Sinta yang lebih memilih SMP dibanding SD.

Masih banyak keluhan kalau dituangkan di sini. Dan juga bakal melenceng dari judul artikel ini.

Saya pribadi sangat menyukai tantangan dan mengajar di SD selalu memberikan pengalaman unik yang berharga dibandingkan mengajar di tingkat pendidikan menengah dan tinggi.

Satu lagi pengalaman yang berkesan tersebut adalah tentu saja perihal materi ajar. Mudah-mudahan Anda yang pernah membaca beberapa artikel saya sebelumnya tidak bosan membaca berbagai kisah saya, tapi bisa saya pastikan kalau setiap cerita akan selalu berbeda.

Kali ini, yang menjadi perhatian adalah persoalan "ini" dan "itu".

Mungkin Anda tahu, seperti biasa kalau peserta didik usia dini, khususnya di kelas satu Sekolah Dasar, maka pengenalan huruf dan angka menjadi dasar awal.

Membaca menjadi tahap selanjutnya. Merajut, membangun pemahaman membaca susah adanya.

"Ini Ibu Budi" dan "Ini Bapak Budi" adalah kalimat-kalimat yang umumnya kita dengar saat para guru mengajar peserta didik di kelas satu SD tersebut.

Dan ini tidak menjadi soal, karena dalam kasus belajar bahasa Inggris, bukan itu yang menjadi pokok bahasan.

Pada saat mengajar di kelas empat (dulu saya mengajar peserta didik kelas empat, lima, dan enam di SD), topik "ini" dan "itu" menjadi persoalan.

Kebanyakan peserta didik saya di kelas empat tersebut menemui kesulitan untuk memahami penggunaan "This" dan "These", serta "That" dan "Those".

Misalnya, sewaktu saya mengajarkan perbedaan "This" dan "These", lalu "That" dan "Those", kebanyakan dari mereka mengalami kebingungan untuk membedakan kapan menggunakan "This" dan kapan menggunakan "These".

Begitu juga nasibnya dengan "That" dan "Those", Mayoritas peserta didik suka kebolak-balik. Yang harusnya pakai "That", eh malah pakai "Those. Yang semestinya pakai "Those", kok yang ditulis "That".

Belum lagi masalah "To Be", yaitu "is" dan "are" yang juga kebanyakan salah penempatan.

Tidak lengkap kalau saya tidak menyertakan contoh-contohnya, supaya Anda bisa memahami.

Apabila benda, katakanlah satu pensil, berada di dekat Anda, maka Anda harus mengatakan, "This is a pencil", yang berarti "Ini adalah sebuah pensil" dalam bahasa Indonesia.

Apabila Anda mengatakan:

  • "These is a pencil", atau
  •  "These are a pencil" atau
  • "This are a pencil" atau
  • "These are pencil"

Tentu saja, semua itu kurang tepat (kalau bilang salah, nanti motivasi belajar bakal berkurang ^_^).

Kasus "That" dan "Those" juga kurang lebih sama saja.

Akibatnya, kalau sudah tidak memahami di dasar, akan bisa terbawa ke pendidikan menengah, tinggi, dan seterusnya.

Setelah saya telusuri dari pengalaman selama bertahun-tahun mengajar, ada 3 (tiga) penyebab mengapa kesimpangsiuran penggunaan "This" dan kawan-kawan ini terus bertahta (semoga tidak selamanya setelah membaca artikel ini ^_^).

Penyebab #1 - Menganggap struktur kalimat bahasa Inggris sama dengan struktur kalimat bahasa Indonesia

Kalau ini, saya rasa Anda sudah tahu.

"Ini adalah sebuah buku" dan "Ini adalah lima buku".

Yang membedakan hanya "sebuah" dan "lima". 

"Ini adalah" dan "buku" tetap sama.

Anda bisa lihat, bahwa karena untuk satu benda dan lebih dari satu benda adalah tidak ada perbedaan dalam dua kata di awal, yaitu "Ini adalah" yang menjadi persoalan susahnya kebanyakan peserta didik di kelas empat SD yang saya bina untuk memahami dan mengaplikasikan struktur kalimat bahasa Inggris.

Perihal "buku", ini yang menjadi penyebab #2.

Penyebab #2 - Tidak adanya pembeda "benda tunggal" dan "benda jamak"

Nah, sekarang kita bicara tentang "buku" yang tadi di penyebab #1 sempat kita singgung.

Bisa Anda lihat sebelumnya, kalau "buku" dalam dua kalimat di atas, yaitu "Ini adalah sebuah buku" dan "Ini adalah lima buku", sama sekali tidak ada perbedaan tulisan. Tetap "buku". Tidak ada penambahan atau pengurangan huruf sama sekali.

Ini menjadi persoalan di dalam belajar bahasa Inggris yang menyangkut jumlah benda yang tunggal alias cuma satu dan jumlah benda yang jamak (lebih dari satu).

Satu buku disebut "one book". Lima buku diucapkan "five books". Sebuah jam tangan ditulis "a watch". Sebelas jam tangan disebut "eleven watches".

Di tata bahasa Indonesia, tidak ada perbedaan antara " tunggal" dan "jamak". Dan terkadang, kalau ada soal bahasa Inggris yang berbunyi "These are books", maka saya memberikan arti dalam bahasa Indonesia dengan penggandaan kata, yaitu "Ini adalah buku-buku", bukan "Ini adalah buku".

Kalau saya menyebutkan "Ini adalah buku", nanti dikira jumlah buku cuma satu. Itu susahnya.

Penyebab #3 - Tidak terlalu umum menggunakan kata sandang seperti sebuah, seekor, atau seorang dalam bahasa Indonesia

"Ini adalah buku" atau terkadang malah lebih singkat yaitu "Ini buku", meskipun benda tersebut, dalam hal ini buku, berjumlah lebih dari satu, semisal tiga, lima, tujuh, dan seterusnya.

Sehingga bisa bermakna tunggal atau jamak, tergantung jumlah buku yang dipegang.

Tapi menjadi sulit sewaktu harus menuliskan dan mengucapkan dalam bahasa Inggris, karena ketiadaan kata sandang seperti "a" dan "an" akan menjadi persoalan.

Sebuah, seekor, atau seorang. Kata sandang yang tidak lazim kita gunakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari.

Bagaimana mengatasi kerumitan "ini" dan "itu" dalam bahasa Inggris?

Nah, seperti yang Anda lihat, "ini" dan "itu" tidak sederhana dalam bahasa Inggris. 

Oleh karena itu, menyikapi hal ini, menjawab permasalahan sebelumnya, ada tiga cara untuk mengatasi kerumitan "ini" dan "itu" dalam bahasa Inggris.

1. Pelajari struktur kalimat yang menjelaskan perihal "ini" dan "itu" dalam bahasa Inggris

Struktur kalimat adalah hal yang penting dalam berbahasa Inggris, baik itu dalam berbicara atau menulis.

Demikian juga dalam kasus "ini" dan "itu". Harus disesuaikan dengan jumlah benda, hewan, atau orang.

"Ini" this dan "ini" these harus bisa dibedakan. Kapan memakai "this" dan kapan memakai "these" harus melihat dari jumlah kata bendanya.

Begitu juga dengan "itu" that dan "itu" those.

Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa contoh untuk menjelaskan perbedaan-perbedaannya.

Gambar 1 - Perbedaan this, these, that, those | Dokumentasi Pribadi
Gambar 1 - Perbedaan this, these, that, those | Dokumentasi Pribadi
Bisa Anda lihat bahwa pemakaian "This is" dan "These are", serta "That is" dan "Those are" tergantung dari jumlah kata benda sesudahnya.

Untuk mudahnya, apabila ada kata "sebuah" atau "satu" di dalam kalimat bahasa Indonesia tersebut, maka "This" digunakan apabila kata benda dekat atau dapat disentuh oleh Anda; dan "That" menjadi andalan untuk menyatakan kata benda yang jauh atau tidak dapat dijangkau oleh Anda.

Untuk kata benda yang lebih dari satu dan dekat dengan Anda, "These" yang harus digunakan.

Untuk kata benda yang lebih dari satu dan jauh dari Anda, "Those" yang menjadi acuan.

2. Pahami perihal Singular dan Plural Nouns

Kata benda bentuk tunggal dan kata benda bentuk jamak bukanlah hal-hal yang lumrah digunakan dalam bahasa Indonesia.

Seperti yang Anda sudah lihat di Gambar 1 sebelumnya, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kata benda bentuk tunggal (Singular Nouns) dan kata benda bentuk jamak (Plural Nouns) dalam bahasa Indonesia.

Mau bendanya satu atau lebih dari satu, ejaan kata benda tetap sama.

Itu yang menjadi persoalan. Karena dalam bahasa Inggris, kalau tunggal, kata benda tetap dasar seperti biasa; tapi kalau jamak, harus ada penambahan akhiran -s atau -es di penghujung kata benda.

Misalnya:

Gambar 2 - Perbandingan Singular Noun dan Plural Noun | Dokumentasi Pribadi
Gambar 2 - Perbandingan Singular Noun dan Plural Noun | Dokumentasi Pribadi
Jadi kata benda tunggal dan jamak jelas berbeda. Ada perbedaan yang nyata. Akhiran di belakang kata benda menentukan, disesuaikan dengan faktor-faktor tertentu.

Penggunaan singular dan plural nouns memang menjadi salah satu permasalahan serius yang saya hadapi sewaktu mengajar di Sekolah Dasar, karena berkaitan dengan akhiran -s atau -es. Dan perbedaan akhiran itu disebabkan oleh beberapa huruf di akhir kata benda yang menentukan apakah menggunakan akhiran -s atau -es.

Untuk mengetahui faktor-faktor tertentu tentang penetapan akhiran di kata benda bentuk jamak, saya akan membahasnya di tulisan terpisah.

3. Membiasakan penggunaan kata sandang (articles) "a" dan "an"

Membiasakan penggunaan kata sandang (articles) "a" dan "an" di dalam bahasa Inggris, beserta arti dalam bahasa Indonesia sangatlah perlu dilakukan, karena penggunaan kata sandang ini tidak begitu umum dalam bahasa Indonesia.

Kalau di singular dan plural nouns, akhiran kata benda menjadi penentu penggunaan -s dan -es dalam menyatakan kata benda bentuk jamak; pada penggunaan "a" dan "an" ditentukan oleh bunyi huruf hidup di awal kata benda.

Sayangnya, saya tidak bisa membahas tentang penerapan kata sandang "a" dan "an" di tulisan ini.

Saya akan menulis tentang kata sandang "a" dan "an" di artikel terpisah, karena membutuhkan penjelasan yang cukup kompleks.

* * *

Demikianlah perihal penggunaan "ini" dan "itu" yang masih di "permukaan", karena untuk singular dan plural nouns, serta penggunaan kata sandang (articles), kedua topik ini memerlukan pembahasan terpisah, supaya artikel kali ini tidak terlalu panjang.

Jika Anda ingin melihat pemaparan materi ini dalam bentuk audio visual, Anda bisa klik link video YouTube yang saya sudah buat berikut ini:

Akhir kata, Happy New Year 2022. Semoga resolusi yang mungkin belum tercapai di tahun-tahun sebelumnya bisa terwujud di tahun ini.

See you next time

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun