Saya mendengar tentang seorang guru gitar, sebut saja Hadi, yang mengajar di salah satu lembaga pendidikan musik di Jakarta.
Saya mengetahui nama beliau dari teman saya, Linda (bukan nama sebenarnya), yang berprofesi sebagai guru piano.
"Pak Hadi kecewa dengan pertumbuhan subscribers yang lambat. Dia merasa sia-sia saja susah payah berjibaku merekam video gitaran, tapi tidak mendapatkan hasil dari YouTube," kata Linda pada saya.
Secara pribadi, saya tidak menyalahkan Hadi. Di tengah pandemi covid-19 yang semakin mengkhawatirkan, ketidakjelasan mengenai kapan bisa beraktivitas secara normal menjadi nyata.
Pembelajaran daring tentu saja terpaksa dilakukan, dan bicara masalah les musik, bicara masalah berkurangnya pendapatan, karena mayoritas orangtua atau wali murid lebih suka kalau pembelajaran diadakan secara tatap muka langsung.Â
"Terkendala jaringan internet yang terkadang lelet dan faktor tidak seriusnya anak dalam menjalani les," kata Linda sewaktu menanyakan kepada beberapa orangtua murid yang memilih anaknya off, berhenti les sementara waktu.
Berkurangnya pendapatan menjadikan banyak orang ingin mendapat pemasukan sampingan. Mendapat komisi Adsense adalah salah satu cara untuk itu.
Hadi termasuk di dalam kumpulan YouTuber yang mengharapkan mendapat komisi adsense yang melimpah. Tidak salah, tapi beliau ingin memperoleh dalam waktu singkat. Itu pemikiran yang keliru.
"Dia sudah malas mengunggah video gitaran ke YouTube," kata Linda.
Apakah Anda juga seperti Hadi yang sudah menyerah untuk mendapatkan komisi Adsense di dunia YouTube?
Kalau iya, saya ingin membagikan 3 (tiga) hal yang perlu Anda perhatikan terkait nge-youtube, subscribers, dan komisi adsense.