Aku yakin kau tetap tegar memandang permasalahan yang menghadang di hadapan saat ini. Seperti kau bilang, lagu ini selalu mengingatkanmu akan Tuhan yang selalu menemani di saat baik dan buruk sekalipun. "Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia akan selalu memberikan jalan keluar bagi orang yang percaya kepada-Nya," begitu katamu selalu di saat aku mengalami kesulitan keuangan untuk membayar uang kuliah dan indekos dulu.
Aku percaya kau tetap Indri yang sama dengan Indri yang kukenal sepuluh tahun yang lalu. Kau tak pernah menyerah dengan keadaan. Kau bukan hanya cantik, tapi juga wanita paling tangguh yang pernah kutemui.
Kau menolak bantuan uang dariku. Aku minta maaf. Bukan berarti aku menghina ketidakmampuanmu. Aku hanya ingin memberikan sedikit bantuan yang tak seberapa. Untuk menolongmu, sekadar untuk membelikan susu buat Mira. Tidak ada maksud lain.
"Saya tidak mau dikasihani, Mas," begitu katamu.
Aku semakin kagum padamu. Kau memang wanita yang kuat. Aku menghormati keputusanmu untuk tidak menerima bantuan uang dariku. Tapi kalau kau butuh sesuatu, bilang saja, Dri. Tidak usah sungkan. Seperti kau bilang, aku adalah kakak laki-lakimu. Aku juga sudah menganggapmu sebagai adik perempuanku sendiri.
Jadi jangan ragu kalau ada masalah. Mas Anton-mu siap membantu.Â
Aku doakan, semoga bisnis online-mu sukses dan meraup omzet berlimpah.
Titip salam sayangku buat Mira. Mudah-mudahan suatu hari kelak, saat aku sudah bisa ke Jakarta, dia sudah cukup besar dan bisa menyanyi bersama kita. Aku sudah siapkan lagu untuknya. Ini dia lagunya.
Oke, Dri. Semoga sukses dan sehat selalu. Aku sudahi surat ini. Semoga pandemi cepat berakhir, supaya kita bisa bertemu kembali.
Samarinda, 1 Februari 2021
Tertanda