Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Passion of The Christ, "Mission Possible" di Luar Akal Pikiran Manusia

23 Desember 2020   22:16 Diperbarui: 23 Desember 2020   22:29 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (manado.tribunnews.com)

Klimaks dari semuanya adalah penyaliban Yesus di kayu salib dan Dia bangkit dari dunia orang mati di akhir film.

Tiga nilai yang lebih dari sekadar kelahiran Sang Juru Selamat

Setelah berkali-kali menonton film ini, bagi saya, ada banyak hal yang bisa didapat dan menjadi berkat bagi hidup saya.

Dari sekian banyak hal yang menjadi inspirasi, ada 3 (tiga) hal yang sangat kuat bergema dalam hati setelah menonton film "The Passion of The Christ" yang lebih dari sekadar kelahiran Sang Juru Selamat.

1. Ada sukacita, namun ingat juga tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia

Tidak salah untuk bersukacita memperingati kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus.

Namun, di balik kelahiran Yesus, ada tujuan besar mengapa Dia datang ke dunia.

Misi yang diemban-Nya tidak ringan. Dia harus memberikan nyawanya, rela disalib, mati demi menebus dosa manusia.

Tapi sebelum penyaliban itu terjadi, Dia harus bersedia disesah, dihina, dicaci maki.

Anehnya, Dia menerima semua kesengsaraan itu tanpa protes.

"Mission Possible" di tangan Tuhan Yesus. "Mission Impossible" di tangan manusia biasa yang penuh dengan dosa, sehingga tak mungkin layak mengorbankan nyawa di hadapan Allah Bapa untuk menghapus dosa dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun