Saya heran.
Saya pun menanyakan kepada Bu Dina tentang tiga pertanyaan yang membuat "gatal" di kepala saya, dan tiga fakta yang didapat dari ketiga pertanyaan tersebut adalah:
1. Tidak ada pemberitahuan dan penjelasan sebelumnya dari pihak sekolah perihal Surat Pernyataan tersebut
Bu Dina mengatakan kalau tidak ada pemberitahuan dan penjelasan sebelumnya dari pihak sekolah perihal Surat Pernyataan tersebut.
"Tidak ada pertemuan daring lewat Zoom, atau luring yaitu langsung antara guru dengan komite sekolah atau perwakilan orangtua atau wali murid yang membahas perihal dibukanya kembali 'keran' pembelajaran tatap muka pada Januari 2021," kata Bu Dina.
2. Tidak ada penjelasan dari pihak sekolah tentang kesiapan sekolah dalam memenuhi syarat layak mengadakan pembelajaran tatap muka sesuai daftar periksa
"Saya takut kalau seandainya anak saya terkena corona. Apakah sekolah bisa menjamin keamanan murid-muridnya? Seberapa siap sekolah dalam menjalankan pembelajaran tatap muka? Apakah sekolah sudah memenuhi syarat layak mengadakan pembelajaran tatap muka?" Bu Dina menumpahkan kekesalan.
3. Pihak sekolah mendesak orangtua murid untuk segera mengisi angket di hari yang sama tanpa memedulikan pertimbangan matang dari pihak orangtua
"Padahal di surat edaran, disebutkan kalau Surat Pernyataan segera diisi dan selambat-lambatnya dilaporkan ke sekolah pada tanggal 2 Desember 2020. Nyatanya, hari ini (30 November 2020), baru saja mendapat link surat pernyataan tersebut, orangtua harus sudah mengisi dan melaporkannya ke sekolah lewat Google Form di hari ini juga."
Sekolah seharusnya...
Seharusnya SD dimana Bu Dina mempercayakan anaknya untuk dididik tidak menempatkan peserta didik dan orangtua dalam bahaya.
Ya, SKB Pembelajaran Tatap Muka sudah dikeluarkan dan itu bisa dikatakan sebagai "solusi sementara" dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di masa pandemi.
Meskipun begitu, seharusnya sekolah harus cermat dan berhati-hati dalam "menerjemahkan" isi dari SKB.Â
Jangan sampai menimbulkan kesalahpahaman, kebingungan, dan ketersinggungan dari para orangtua murid.
Saya mengerti, kondisi sekarang ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan tentu saja setiap sekolah tidak mempunyai pengalaman menghadapi kejadian "luar biasa" seperti saat ini.