Bu Yuli (bukan nama sebenarnya), guru kelas mereka, memberikan tugas tersebut pada hari Selasa, 10 November 2020. Saya cuma bisa geleng-geleng kepala. Kok bisa gurunya memberikan tugas seperti ini di masa pandemi covid-19. Begitu pemikiran saya.
"Bapak yakin, ayah dan ibumu bakal tidak setuju kalau kamu harus mewawancarai tukang jual keliling seperti yang dimaui gurumu. Orang tua teman-temanmu pasti juga tidak setuju," kata saya pada Hendra.
Esok harinya, Rabu, 11 November 2020, Â saya bertanya pada Hendra, apakah orang tuanya setuju kalau dia mewawancarai penjual makanan keliling, dan dia mengatakan kalau ayah dan ibunya, seperti yang saya perkirakan, tidak setuju kalau dia harus mewawancarai tukang jual keliling.Â
Dia juga bilang, teman-temannya juga tidak diperbolehkan oleh orang tua mereka untuk melakukan wawancara.
Telaah terlebih dahulu dengan saksama
Sebenarnya, saya mengapresiasi inisiatif Bu Yuli yang meminta peserta didiknya untuk mewawancarai tukang jual keliling, seperti tukang bakso, tukang bubur, tukang sate, dan lain sebagainya.Â
Peserta didik bisa belajar tentang wirausaha dan bagaimana kegigihan para penjual keliling tersebut dalam menjajakan dagangan mereka dengan sabar selama bertahun-tahun demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Hanya saja, pemberian tugas wawancara tersebut tidak tepat waktu. Kalau sebelum corona, tidak masalah, tapi di saat pandemi covid-19 sekarang ini, tentu saja menjadi tugas yang "aneh" dan "di luar akal sehat". Herannya, tugas ini diberikan oleh pendidik yang seharusnya melindungi anak-anak didiknya, bukan malah "membahayakan", menempatkan peserta didik dalam bahaya.
Telaah PR terlebih dahulu dengan saksama sebelum memberikannya kepada peserta didik.
Hal-hal yang patut dipertimbangkan berkenaan dengan PR yang bersifat proyek seperti wawancara adalah:
1. Apakah perlu pendampingan orang tua/dewasa saat peserta didik mengerjakan PR atau tidak?
Guru SD harus mempertimbangkan PR yang diberikan itu memerlukan pendampingan orang tua atau orang dewasa saat peserta didik mengerjakan PR tersebut atau tidak.
Seperti dalam kasus tugas proyek yang diberikan Bu Yuli kepada Hendra dan kawan-kawan, aspek pendampingan orang tua perlu ada.