Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ini 5 Alasan Kenapa Saya Tetap Menulis di Kompasiana

24 Oktober 2020   21:04 Diperbarui: 24 Oktober 2020   21:13 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kompasiana.com

Tapi saya sendiri tidak mempersoalkan dapat atau tidak dapatnya K-Rewards, karena saya menulis di mari hanya untuk berbagi. Kalaupun mendapat K-Rewards, bagi saya, itu bonus. Puji Tuhan kalau memperoleh.

Kebanyakan saya tidak dapat, karena saya mempunyai beberapa pekerjaan yaitu sebagai guru dan juga pebisnis online. Jadi wajar tidak dapat K-Rewards karena intensitas menulis kurang sehingga mempengaruhi kuantitas tulisan.

Tapi herannya, meskipun dulu jarang menulis, ada beberapa biro iklan yang "melirik" tulisan saya. Mereka bertanya apakah saya tertarik menulis artikel untuk keperluan periklanan atau tidak. Istilahnya menjadi copywriter.

Awalnya, saya sempat ragu. Apa bisa? Meskipun saya sudah menjalani profesi sampingan sebagai pebisnis online, namun yang ini berbeda. Menulis artikel bermuatan softselling dengan produk orang lain sebagai andalan bukan merupakan hal yang mudah kalau tidak mengetahui secara mendalam product knowledge-nya.

Tapi karena tarif untuk satu artikel yang lumayan besar untuk ukuran saya waktu itu yaitu sebesar 100 ribu untuk satu tulisan dan menulis untuk sejumlah artikel, seperti lima tulisan untuk satu proyek, atau delapan artikel untuk suatu kontrak kerja, tentu saja sangat menguntungkan.

Sudah melakukan kegiatan yang disuka, dibayar pula.

Tentu saja, tulisan yang digagas tidak bermuatan "hardselling" yaitu menjual secara terang-terangan; tapi "softselling", memberikan manfaat atau informasi berharga terlebih dahulu di awal-awal paragraf, lalu mendekati paragraf akhir baru ada selling-nya, dengan tetap mengikuti rambu-rambu aturan penulisan dari Kompasiana.

Sayangnya, karena pandemi covid-19, tidak ada kontrak kerja baru. Jadi Maret 2020 merupakan akhir kerja sama dengan biro tersebut. 

Meskipun begitu, saya tetap bersyukur. Saya telah membuktikan, hobi menulis di Kompasiana yang terkesan "tidak menghasilkan uang" bagi kebanyakan kenalan, khususnya di mata beberapa anggota keluarga saya, ternyata bisa memberikan penghasilan signifikan bagi saya. Ada rezeki yang "tak terduga" berkat Kompasiana.

4. Pertemanan yang "unik" dan "menarik" di Kompasiana

Hal yang juga membuat betah menulis di Kompasiana dibanding beberapa platform tetangga adalah pertemanan yang "unik" dan "menarik".

"Unik" dan "menarik" disini maksudnya adalah ada banyak sekali kompasianer dari berbagai latar belakang profesi, ekonomi, sosial budaya, domisili, dan lain-lain. Mereka berkumpul di wadah bernama Kompasiana dan saling berbagi pengalaman dan manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun