Jawaban dari pertanyaan “Tanggal berapa dikumpul tugas A dan B,...?” sangat di luar dugaan. Saya mengira sang guru akan menyebutkan tanggal tertentu di bulan Oktober ini, namun ternyata saya keliru! Kata-kata “Terserah saja, nak” dan “Atur aja, nak” yang menjadi jawabannya!
Sedangkan dengan tenggat waktu saja, peserta didik sudah uring-uringan dan tak bersemangat mengerjakan tugas, apalagi kalau tidak ada tenggat waktu penyerahan tugas!
Sepatutnya guru harus memahami kesulitan peserta didik. Jangan karena mengejar ketuntasan materi, mengakibatkan rasa kemanusiaan pupus sirna tak berbekas.
3. Perlu menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua atau wali murid
Komunikasi. Herannya (lagi-lagi), di tengah gempuran teknologi canggih saat ini, komunikasi seakan susah dilakukan. Padahal, seharusnya mendekatkan yang jauh. Malahan yang terjadi adalah yang jauh jadi semakin jauh.
Kadang-kadang saya melihat beberapa rekan guru yang tidak bijak dalam menggunakan smartphone. Nonton drakor, main game online, menghabiskan waktu seharian dengan chatting via WA dan medsos, serta kegiatan-kegiatan konsumtif lain yang tak berfaedah.
Daripada melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif tersebut, kenapa tidak menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua atau wali murid? Kenalilah mereka, para orangtua yang mengalami kesusahan dalam mengemban tugas mengajar yang seharusnya menjadi kewajiban guru sekolah.
Pengalaman saya dalam mengajar selama 20 tahun mengajarkan pada saya bahwa orangtua harus dimengerti. Orangtua murid jangan hanya ditemui dan diajak berdiskusi saat pemberian rapor UTS dan akhir semester saja.
Guru harus berkomunikasi secara intensif dengan para orangtua murid. Dengarkan keluhan mereka. Berempatilah. Berikan solusi. Jangan hanya memenuhi ketuntasan materi ajar demi keamanan diri sendiri, tapi mengabaikan kesusahan hati peserta didik dan orang tua murid yang kelimpungan dalam memenuhi rongrongan tugas tiada henti.
Baca juga: Kiat agar PJJ PJOK Berjalan Optimal dan Aman
Demikian tiga saran dari saya untuk para guru sekolah. Mohon maaf jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati Anda. Ini semua saya tuliskan demi kemajuan pendidikan peserta didik kita.
Akhir kata, sebagai guru, kita harus tetap menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Namun, selain maksimal dalam mengajar, kita juga harus memperhatikan kesulitan peserta didik dan orang tua murid.