Tapi bukan berarti orang tua murid dilarang untuk memberi kritik yang membangun. Saya secara pribadi senang kalau ada orang tua murid yang memberikan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan peserta didik, tapi tentu saja dengan cara penyampaian yang baik.
Saya heran dengan kebanyakan guru yang mengadakan PJJ lewat Zoom hanya untuk murid, tapi tidak menggunakan aplikasi tersebut untuk membuka ruang tanya jawab untuk para orang tua seputar PJJ. Lewat Zoom khusus antara orang tua dan guru, orang tua murid dapat menuangkan unek-unek serta memberikan saran guna perbaikan proses PJJ.
Anda bisa mengusulkan pada guru supaya temu wicara lewat Zoom bisa dilakukan.
Bisa juga bertanya langsung lewat panggilan telepon. Dengan begitu, guru juga memahami kesulitan putra-putri Anda sewaktu menjalani PJJ di rumah.
2. Berusaha menjadi "guru yang terbaik" bagi putra-putri tercinta
Yah, dalam kondisi saat ini, mau tidak mau, suka tidak suka, Andalah yang berperanan dalam hal ini sebagai “guru yang terbaik” bagi putra-putri tercinta. Anda harus berusaha untuk itu. Kepada siapa lagi mereka bertanya kalau tidak kepada Anda.
3. Menegakkan disiplin pada ananda
Smartphone bagai pedang bermata dua. Anak bisa lupa waktu dan salah menggunakan kalau Anda tidak menegakkan disiplin perihal pemakaiannya.
Disiplin belajar, beribadah, dan bermain di rumah juga perlu ditanamkan. Anda perlu membuat jadwal aktivitas untuk putra-putri terapkan di rumah.
Efektifkah?
Menurut analisa saya, PJJ lewat WhatsApp dan Zoom masih kurang efektif. Karena memang tidak ada satu metode pun yang sempurna di dunia ini, apalagi dalam menghadapi bencana saat ini.
Oleh karena itu, perlu evaluasi, meninjau keefektifan penggunaan kedua aplikasi ini dalam PJJ dan perlu peningkatan kualitas PJJ ke depannya.
Semoga para orangtua dan peserta didik tetap bersabar dalam menjalani PJJ.
Salam Kompasiana