Konsekuensi yang saya harus hadapi adalah jari tangan kiri yang tambah menebal alias kapalan, jari tangan kanan yang letih lesu, pantat yang lumayan panas karena duduk lama, plus tentu saja, lelah, tapi lelah karena senang setelah bermain gitar.
Satu hari sebelum tujuh belasan
Kemarin, hari Minggu, 16 Agustus 2020, di waktu pagi, saya sudah bersiap merekam video permainan gitar saya. Saya merasa sudah mantap memainkan lagu “Indonesia Pusaka” di gitar andalan.
Memang, tak ada gading yang tak retak. Ada beberapa ‘part’ yang menimbulkan kesulitan bagi jari-jari kiri saya untuk sekadar berpindah posisi atau menjangkau fret. Namun, menunggu kesempurnaan tentu saja mustahil, karena kesempurnaan itu hanya punya Tuhan semata.
Sedikit pemanasan pada jam sembilan pagi, lalu setelah saya rasa jari-jari kiri-kanan cukup 'panas', proses pengambilan video pun dimulai.
Mulus?
Ternyata tidak. Baru pada jam 12 siang, proses take selesai. Itu pun belum di-edit video dan suaranya. Baru video dan suara 'mentah' yang tersedia.
Salah satu yang tercepat dalam sejarah penguasaan lagu gitar tunggal yang saya jalani selama ini, namun terlama dalam perekaman video. Ingin memberikan yang terbaik kepada Indonesia di ulang tahun ke-75 yang menjadi pemicu untuk menghasilkan karya semaksimal mungkin.
Beberapa kali gagal karena saya salah memainkan bagian-bagian tertentu dalam aransemen. Misalnya, salah posisi jari, lupa, atau salah pencet senar.
Macam-macam kendala yang saya hadapi. Layaknya mesin masih belum panas sepenuhnya dan butuh waktu untuk mulus berkendara. Namun, pada akhirnya jari-jari tangan kiri dan kanan bisa bergerak seirama dan hasil, menurut saya, cukup baik.
Selamat Ulang Tahun, Indonesia
Permainan gitar ini saya persembahkan untuk Indonesia, yang dari lahir sampai saat ini selalu saya letakkan di hati saya yang terdalam.
Selamat ulang tahun, Indonesia. Meskipun di tengah pandemi, Indonesia tetap di hati.