"Menanam" adalah hal yang sukar. Butuh tenaga ekstra. Oleh karena itu, mempersiapkan "lesson plan" dengan saksama sangatlah perlu, supaya anak usia dini tidak mendapat "asupan yang salah" yang mereka akan bawa sampai dewasa kelak.Â
Namun dalam menyiapkan "lesson plan", janganlah terlalu padat menjelimet, yang malah membuat peserta didik pusing tujuh keliling. Sesuaikan dengan usia murid. Simple, sederhanakan supaya mudah dimengerti oleh mereka.Â
Untunglah bagi kita sekarang ini, ada banyak sumber di dunia maya yang dapat dipergunakan dalam mengajar bahasa Inggris. Anda bisa menggunakan sumber dari internet, tapi jangan mengaplikasikan persis sama dengan yang tertulis, karena siapa pun yang menulis mempunyai latar belakang pendidikan dan peserta didik yang berbeda dengan Anda.
Saran saya, Anda ATM, yaitu Amati, Tiru, dan Modifikasi, disesuaikan dengan kondisi peserta didik Anda.Â
Langkah #2 - Kenali dunia anak
Tak kenal, maka tak sayang; tak sayang, maka tak cinta.Â
Pepatah legendaris yang tak pernah usang dipakai dari masa ke masa. Pepatah ini bukan saja tepat untuk seorang laki-laki yang ingin jadian dengan seorang perempuan, namun juga tepat ditujukan dalam segala profesi.
Menjalankan pekerjaan harus dengan mengenal secara dekat apa yang dikerjakan, sehingga kemudian timbul rasa sayang, lalu cinta pada pekerjaan tersebut.Â
Dulu saya tidak mengenal dunia anak. Bagi saya, mengajar bahasa Inggris di SD hanya sebatas "kecelakaan". Yang penting dapat duit, meskipun tak seberapa. Mengerjakan tugas karena sesuai dengan jurusan di perguruan tinggi.Â
Namun, seiring waktu berjalan, saya mengenal dunia anak lebih dekat, saya jadi sayang dengan murid-murid saya bagaikan anak-anak sendiri.
Kenali dunia anak berarti juga mengenal kebiasaan anak, pola pikir mereka seperti apa, menggunakan metode apa dalam mengajar bahasa Inggris yang sesuai dengan dunia anak, alat peraga apa yang pas untuk mengajar bahasa Inggris kepada mereka, dan lain sebagainya.