Oleh karena itu, secara pribadi, saya akan mengatakan bahwa anak tidak perlu memiliki smartphone, dalam hal ini, anak usia dini, mulai dari nol tahun sampai rentangan usia kelas 6 SD.Â
Namun, karena kendala proses belajar mengajar yang "daring", sepertinya tidak bisa dielakkan, mau tidak mau, suka tidak suka, anak perlu memiliki smartphone.Â
Tapi, alangkah baiknya kalau orangtua mencermati hal-hal yang berkaitan dengan itu.Â
Peran orangtua berkenaan dengan kepemilikan dan penggunaan smartphone pada anak
Jangan melepaskan smartphone begitu saja pada anak, apalagi anak usia dini. Seperti gambaran yang disebut sebelumnya, smartphone ibarat pedang bermata dua. Sisi yang satu bermanfaat  sisi yang lain bisa mencederai.Â
Oleh karena itu, orangtua harus turut terlibat dalam mendidik anak untuk menggunakan smartphone secara bijak.Â
Bagaimana caranya?Â
1. Dampingi anak saat belajar sembari menggunakan smartphone
Orangtua sebaiknya mendampingi anak sedapat mungkin saat anak sedang belajar di jam-jam yang sudah ditentukan dan pada waktu smartphone digunakan untuk belajar.
Jangan biarkan anak memegang kendali dalam menggunakan smartphone. Orang dewasa saja terkadang (atau kebanyakan) tergoda untuk membaca pesan WA, membuka media sosial, menonton video YouTube, dan lain sebagainya, saat bekerja. Apalagi anak yang masih belum dewasa.
Fokuskan anak untuk menggunakan smartphone secara bijak, yaitu hanya untuk belajar saja, di jam 9 pagi sampai jam 12 siang, misalnya. Temani anak supaya buah hati tidak beralih melihat hal-hal yang tak berhubungan dengan pelajaran di smartphone.Â
2. Orangtua perlu belajar juga
Meremehkan pelajaran SD. Anggapan kebanyakan masyarakat tentang pelajaran-pelajaran SD.Â
"Kan sudah di luar kepala. Gampang aja pelajaran SD," kata Tania (bukan nama sebenarnya), salah seorang kenalan yang heran kenapa saya harus mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Â