Pelajaran Hidup #3 - Jangan selalu menganggap paras rupawan berarti karakter budiman
Wajah rupawan. Paras cantik, ganteng, siapa yang tidak tertarik?Â
Wajar kalau tertarik pada paras rupawan seseorang. Tapi ingat satu hal bahwa isi hati terkadang tidak seia sekata dengan paras menawan.Â
Seperti halnya jeruk rupawan di awal tulisan ini. Saya mengira manis rasanya. Setelah dikupas dan dimakan, ternyata asam. Dalam kehidupan juga begitu.Â
Jangan langsung "terbuai" dengan "kata-kata manis", " sanjungan", dan "pujian". Jangan langsung percaya pada seseorang yang berpenampilan menarik. Apalagi kalau Anda tidak mengenal orang tersebut. Anda harus tetap waspada. Asah kepekaan Anda.Â
Bukan berarti harus curiga berlebihan, tapi tetap memelihara sikap siaga dan tidak "menelan mentah-mentah" apa pun yang orang lain katakan. Anda harus menelaah setiap perkataan supaya tidak salah memahami.Â
Tidak sekadar membaca
Mudah-mudahan tulisan ini tidak sekadar "numpang lewat". Mudah-mudahan Anda tidak sekadar tahu. Kalau seandainya tulisan ini bermanfaat, sebaiknya Anda juga melakukannya, menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Â
Karena, kalau Anda salah dalam menilai seseorang, akibatnya mungkin akan fatal kemudian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H