Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Pelajaran Hidup dari Buah Jeruk

3 Mei 2020   12:24 Diperbarui: 4 Mei 2020   18:13 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah jeruk (Dokumentasi Pribadi)

Menurut pemandangan saya, ada tiga pelajaran hidup yang bisa ditarik. 

Pelajaran Hidup #1 - Rupa bisa menipu

Seperti halnya tertipu mengira jeruk "buruk rupa" pasti masam, padahal belum tentu seperti itu, begitu juga di dalam menilai karakter seseorang. 

Jangan terpesona, terbuai dengan paras rupawan dan untaian kata yang memikat, karena kita tidak tahu apa isi hati orang tersebut. 

Waspadalah! Mungkin Anda pernah mendengar kata ini di salah satu program TV swasta. 

Ya, waspada. Jangan mudah percaya, meskipun itu saudara kita sendiri. Apalagi kalau menyangkut soal uang. 

"Karena uang itu tidak mengenal kata saudara atau keluarga," begitu kata Pak Robert (bukan nama sebenarnya), salah seorang teman yang juga berprofesi sebagai guru. 

Pelajaran Hidup #2 - Jangan selalu mengartikan buruk rupa sama dengan buruk perilakunya 

Dari jeruk tadi terbukti kalau penampilan yang tidak elok bukan berari dalamnya juga tidak elok. Setelah merasakan sang jeruk "buruk rupa", baru saya tahu. Ternyata rasanya manis. 

Kalau bicara soal pakaian yang buruk atau rupa yang tidak menawan, itu semua cuma "kulit luar". Untuk mengetahui isi hati seseorang, kualitas karakter seseorang, kita harus "mengupas kulit" dan menyelami kepribadian mereka, berkenalan dengan orang tersebut, bercakap-cakap dengannya, berusaha untuk mengenalnya lebih lagi. 

Setelah bergaul cukup lama, barulah bisa menilai perilaku seseorang. Tak bisa hanya berdasarkan pandangan pertama semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun