Bagi saya pribadi, dari sejak SMP sampai jadi guru saat ini, kurikulum-kurikulum yang ada dulu sampai dengan sekarang hanya berpusat pada hasil "nilai" daripada hasil "keterampilan".
Di dalam kurikulum, memang ada tertuang dengan indah tentang penerapan "kemampuan berbahasa Inggris" dari segi Speaking dan Writing.Â
Tapi dalam kenyataannya, ujian hanya sebatas pilihan ganda dan juga proses belajar mengajar yang menjemukan menjadi realita yang tak terbantahkan.Â
Janganlah hanya wow di tampilan tertulis sampai berlembar-lembar, tapi memble dalam penerapan.Â
Mudah-mudahan Pak Nadiem Makarim selaku Mendikbud bisa mengejawantahkan kurikulum yang ramah anak dan berbasis keterampilan yang mumpuni. Bukan sekadar mengejar nilai memuaskan semata.Â
Demikianlah sekadar menuangkan uneg-uneg yang sekiranya bisa bermanfaat bagi Anda semua (syukur-syukur kalau Pak Nadiem membacanya ^_^).
Intinya, menguasai bahasa Inggris atau berbahasa Inggris dengan baik sebenarnya tidak sulit.Â
Perlu adanya kemantapan hati untuk mau berbahasa Inggris dengan baik, lalu lakukan tindakan nyata untuk menguasainya. Bukan hanya retorika atau angan-angan belaka. Belajar bisa lewat apa saja saat ini; tanpa batas waktu, tempat, dan biaya. Internet memungkinkan itu.Â
Hendaknya tidak ada lagi stigma miring tentang orang lain, teman sekelas, teman kuliah, rekan, atau teman sekerja, saat mereka berbicara dalam bahasa Inggris. Sebagai negara yang statusnya "negara maju" (tidak ber-flower lagi ^_^), sudah seharusnya kita bisa berbahasa Inggris dengan baik.
Untuk para pelajar, kalau ada, ikutlah ekskul english club di sekolah-sekolah kalian. Talking time kalian akan lebih banyak tersedia di english club dibanding di dalam proses belajar mengajar di ruang kelas. Aktif dalam ekskul tersebut. Beri saran kegiatan-kegiatan apa yang menarik untuk dilakukan.Â
Bagi para guru bahasa Inggris, jangan berpuas diri dengan ilmu yang kalian punya sekarang. Tetaplah belajar, mencari "ilmu" baru seputar pembelajaran bahasa Inggris.Â