Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenapa Orang Tergoda untuk Merokok Kembali Setelah Bertobat?

28 Desember 2019   12:01 Diperbarui: 28 Desember 2019   12:10 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.klikdokter.com

"Jengkel aku!" kata Susan, sewaktu baru pulang kerja sore itu. 

"Ada apa, Yang? Kenapa jengkel? Jengkel sama siapa?" tanya Joko, sang suami, yang lagi anteng duduk di sofa sambil membaca koran. 

"Itu, Say, si Ronald. Udah tau kita kerja di ruang ber-AC, eh dia malah seenaknya merokok di dalam ruangan. 'Gak ada bos. Aman'. Begitu katanya!" Susan mengambil gelas dari lemari, mengisinya dengan air sampai penuh, lalu meminumnya sampai licin tandas tak tersisa. 

"Menurutku, orang-orang yang merokok adalah orang-orang yang "aneh"," sambung Susan. 

"Kenapa kau bilang "aneh"?" tanya Joko.

"Karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang cerdas; mereka tahu bahaya rokok bagi kesehatan tubuh mereka; mereka tahu ada pengeluaran besar untuk membeli rokok; mereka tahu kalau orang-orang lain yang tidak merokok akan terganggu kesehatannya bila mereka merokok di sekitar. Mereka tahu semua itu, tapi mereka tetap saja merokok," Susan berkata sambil mengembuskan napas kesal. 

"Si Ronald itu tidak ada niat untuk berhenti merokok?"

"Sebenarnya dulu dia sempat berhenti. Itu menurut pengakuannya. Tapi dia bilang, tak lama, kumat lagi. Tobatnya cuma sebentar."

"Oh, kurasa aku tahu apa sebabnya kumat lagi," kata Joko, sambil menaruh koran di atas meja dan meraih gelas yang berisi jus apel kegemarannya.

"Apa sebabnya, Say?" Susan duduk di sofa, di sebelah suami tercinta, yaitu Joko (ya iya lah, siapa lagi ^_^).

"Mau tau aja atau mau tau banget?" tanya Joko tersenyum.

"Bangetlah, Say," Susan balas tersenyum.

"Oke," Joko menegakkan duduknya di sofa, "Menurutku, ada tiga sebab kenapa orang tergoda untuk merokok kembali setelah bertobat.

"Pertama, Kurang kuatnya motivasi untuk berhenti merokok.

"Motivasi berhentinya itu apa? Apakah untuk berhemat, supaya sehat, supaya baju tidak bolong terkena abu rokok, atau apa?

"Dan biasanya cuma berkata, 'Oke, mulai sekarang aku stop merokok!' Sudah sekian lama merokok, lalu ingin mengubah kebiasaan dari merokok ke pola hidup sehat itu tentu tidak mudah. Apalagi hanya secara lisan saja.

"Alih-alih begitu, lebih baik tulis gede-gede segede gaban di atas kertas, 'Saya berjanji mulai saat ini akan berhenti merokok. Jika melanggar, saya harus membayar denda per batang rokok sebesar 100 ribu pada istri, suami atau anggota keluarga lainnya'.

"Tempel di dinding ruang keluarga supaya semua anggota keluarga tahu. Dijamin komitmen tidak merokok akan tetap terjaga. Emangnya mau 100 ribu melayang."

"Betul juga," kata Susan manggut-manggut.

"Kedua," Joko melanjutkan, "Tidak menggantikan merokok dengan olahraga.

"Ibarat kata tubuh tidak mendapat substitusi yang sepadan. Tubuh sudah "penuh asap yang memabukkan" selama bertahun-tahun, dan tiba-tiba zat nikotin distop, tubuh menjadi "lapar' akan perasaan "senang dan puas" yang semu yang diperoleh dari nikotin.

"Olahraga akan menggantikan rasa "senang" itu, yang malah lebih memberikan efek yang terbaik. Selain mengurangi stres, efek terbaiknya yaitu menyehatkan.

"Ketiga, dan terakhir," Joko menyeruput jus apelnya sekejap, lalu melanjutkan, "Bergaul 'erat' dengan teman-teman yang merokok.

"Menumbuhkan kebiasaan baru itu tidak mudah. Mau berhenti merokok, tapi lingkaran pergaulannya adalah para perokok, pasti kebiasaan baru untuk hidup tanpa rokok tidak akan terwujud. Bagaimana mau terwujud, kalau konco-konconya perokok semua," Joko mengakhiri secara dramatis dengan mengambil stik keju dari toples dan menyelipkan di bibirnya seperti gangster.

"Wah, ternyata Say bisa menganalisa dengan detail dan runtut," puji Susan. 

"Siapa dulu Say-mu ini," Joko membusungkan dada dengan pongah.

"Untung Say tidak merokok ya," Susan mengambil sejumput stik keju dari toples.

"Emangnya kalau merokok, kenapa?" Joko bertanya balik.

"Kalau Say merokok, Yang akan memilih Pak Reynold, atasan Say di kantor, yang ganteng dan tidak merokok itu," kata Susan dengan senyumnya.

"Oh, gitu. Ya, ga papa. Say juga akan milih Reina, tetangga kita yang di sebelah. Sudah cantik, pintar bikin stik keju lagi. Nih, yang kita makan."

"Ah, Saaay...!" Susan menggabruk punggung suaminya dengan bantal sofa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun