"Ketiga, dan terakhir," Joko menyeruput jus apelnya sekejap, lalu melanjutkan, "Bergaul 'erat' dengan teman-teman yang merokok.
"Menumbuhkan kebiasaan baru itu tidak mudah. Mau berhenti merokok, tapi lingkaran pergaulannya adalah para perokok, pasti kebiasaan baru untuk hidup tanpa rokok tidak akan terwujud. Bagaimana mau terwujud, kalau konco-konconya perokok semua," Joko mengakhiri secara dramatis dengan mengambil stik keju dari toples dan menyelipkan di bibirnya seperti gangster.
"Wah, ternyata Say bisa menganalisa dengan detail dan runtut," puji Susan.Â
"Siapa dulu Say-mu ini," Joko membusungkan dada dengan pongah.
"Untung Say tidak merokok ya," Susan mengambil sejumput stik keju dari toples.
"Emangnya kalau merokok, kenapa?" Joko bertanya balik.
"Kalau Say merokok, Yang akan memilih Pak Reynold, atasan Say di kantor, yang ganteng dan tidak merokok itu," kata Susan dengan senyumnya.
"Oh, gitu. Ya, ga papa. Say juga akan milih Reina, tetangga kita yang di sebelah. Sudah cantik, pintar bikin stik keju lagi. Nih, yang kita makan."
"Ah, Saaay...!" Susan menggabruk punggung suaminya dengan bantal sofa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H