Jatuh cinta, berjuta rasanya ....
Memang kalau sudah bicara cinta, tak habis-habisnya. Orang yang mabuk kepayang karena cinta, dalam hal ini laki-laki, yang biasanya tak romantis, tiba-tiba, ujug-ujug, seketika, sekejap, menjadi romantis bak pujangga. Berlembar-lembar kertas berisi puisi-puisi cinta dihasilkan. Padahal sehari-hari, jangankan berpuluh-puluh, untuk menulis satu puisi saja tak bisa.
Itulah keajaiban cinta.Â
Begitu juga dengan ranah musik. Entah sudah berapa jumlah lagu yang terinspirasi dengan topik cinta. Mulai dari jatuh cinta sampai patah hati karena ditolak cintanya. Mulai dari bertepuk sebelah tangan, sampai bertepuk tangan bersama. Bahkan, dari sekadar baru kenalan, sampai kejar-kejaran di pantai bagaikan Shahrukh khan dan Kajol juga menjadi inspirasi untuk menciptakan lagu demi lagu.
Salah satu gitaris fingerstyle Indonesia yang mengunggah video permainan gitarnya yang apik di YouTube mengingatkan saya akan lagu yang sempat populer pada tahun 1990.
(Kapan aku bisa main kayak begini ^_^? Yang kubisa yang simple-simple aja, seperti di bawah ini ^_^)
Ah, sudahlah. Kok malah keluar jalur ^_^.
Kembali ke topik awal ^_^.
Alif Gustakhiyat yang mempunyai akun YouTube dengan nama Alip_Ba_Ta memainkan salah satu lagu yang asyik punya di tahun 1990 berjudul "Ini Rindu" yang dipopulerkan oleh mendiang Farid Hardja yang berduet dengan Lucky Resha
Farid Hardja adalah salah satu musisi yang sudah malang melintang, berpengalaman sejak 1966.Â
Meninggalnya beliau pada tahun 1998 merupakan kehilangan yang sangat besar bagi dunia musik Indonesia.
Sangat banyak karya-karya beliau, namun kali ini, satu karya saja yang akan kita kupas, yaitu "Ini Rindu".
Memang sangat unik kalau mendengar lagu ini.
Berikut lirik lagunya.
Ini Rindu (Farid Hadja & Lucky Resha)
Sebelum aku tahu akan artinya cinta
Terlenaku dibawanya kesana
Setelah dia pergi baru aku mengerti
Kutelah jatuh cinta kepadanya
Oooooo... aku rindu...
Katakan padanya aku rindu
Oh burung nyanyikanlah
Katakan padanya aku rindu
Apabila cinta singgah di hati
Bola mata sesat buta memandang
Melihat api seperti air
Dan melihat air laksana api
Meskipun banyaknya nasehat asmara
Namun tiada satu pengobat rindu
Telinga pun tuli mata jadi buta
Begitu panasnya demam asmara
Mulutpun bi bi bi bi bi bi bisu
Lidahpun ke ke ke ke ke ke kelu
Ka ka ka ka ka ka karena
Ci ci ci ci ci ci cinta
Oooooo... aku rindu
Biarlah cinta berjuta-juta menggoda jiwa
Biarlah hati berkeping-keping asal kau di sisiku
Oooooo... aku rindu...
Sebelum aku tahu...
Oooooo... aku rindu...
Apabila cinta...
Oooooo... aku rindu...
Orang yang malu-malu kucing pun bakal bergoyang karena lagu ini memang asyik punya.
Dan yang terutama, lagu ini sangatlah sederhana, menyampaikan pesan moral yang dalam bagi para pendengar.
Menurut pendapat saya, Farid Hardja ingin menyampaikan cara menyatakan cinta ala dia.
Dari pendengaran dan pendalaman sewaktu mendengar dan menyanyikan lagu ini, ada tiga langkah untuk menyatakan cinta ala Farid Hardja.
Langkah #1 - Pendekatan dulu
Istilahnya pedekate. Jangan ngajak nikah langsung ^_^.
Pertemanan di awal terlebih dahulu, untuk saling mengenal satu sama lain.
Dua kalimat di awal menegaskan hal itu.
Sebelum aku tahu akan artinya cinta
Terlenaku dibawanya kesana
Nah, pertemanan yang murni, hanya sekadar bersahabat, meskipun mungkin ada juga yang sudah punya "modus" terlebih dahulu, namun dalam lagu ini, hanya murni berteman tanpa ada pamrih apa-apa.
Pergi bareng berdua, makan di warung pinggir jalan bersama, belajar bersama untuk menghadapi ujian semester, dan lain sebagainya. Ada kenyamanan saat bersama, sehingga menimbulkan kesan-kesan yang lain, yang berlanjut ke langkah kedua.
Langkah #2 - Kenali tanda-tanda 'suka' dalam diri
Penyesalan selalu datang terlambat. Kalau datangnya di awal, namanya Pendaftaran.
Mengenali tanda-tanda 'suka' dalam diri sebaiknya disadari segera, karena kalau tidak, bisa menyesal.
Dua baris berikut mencerminkan hal tersebut.
Setelah dia pergi baru aku mengerti
Kutelah jatuh cinta kepadanya
Nyesek banget. Itu yang saya rasakan juga dulu, waktu lulus SMA, dan si doi harus meneruskan studi di kota lain di pulau Jawa (ah memori -__-).
Jadi bagi para lelaki yang mengaku sebagai pria tulen, pria jantan, segeralah deteksi diri, apakah ada tanda-tanda 'suka', sinyal-sinyal, 'nguing-nguing' dalam hati. Apalagi kalau si doi juga memberikan kode-kode, ehem-ehem yang menunjukkan isi hati terdalam, kamu-kamu bisa melangkah ke tahap pamungkas.
Langkah #3 - Langsung 'tembak', jangan menunda
Kalau sudah yakin, langsung 'tembak', nyatakan cinta.
Kalau menunda, akibatnya bisa terjadi seperti baris lagu berikut yang menjadi tumpahan perasaan.
Oooooo... aku rindu...
Katakan padanya aku rindu
Oh burung nyanyikanlah
Katakan padanya aku rindu
Burung pun jadi penyampai pesan rindu, yang mungkin dalam hal ini, bisa berarti bahwa surat yang menjembatani pesan rindu pada sang doi (karena saat lagu ini diciptakan, belum ada ponsel. Barangkali, pesan dititipkan lewat surat atau telepon langsung. Mungkin kalau sekarang, cukup mengirim pesan singkat atau video call ^_^).
 Namun, menurut saya, jangan sampai doi mengucapkan perpisahan, baru merasa, dan menyatakan cinta. Lebih berat mempertahankannya. Kalau sudah resmi berpacaran lalu menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR), lebih sukar dan banyak menghabiskan biaya. Biaya pulsa maksudnya ^_^.
 Selama masih dekat, di satu kota, dan janur kuning belum melambai, nyatakan cintamu pada sang pujaan.
* * *
Yah, begitulah tulisan santai saya kali ini, setelah beberapa hari kemarin disibukkan dengan berbagai aktivitas dan tulisan-tulisan serius.
Akhir kata, biarlah hidup ini dinikmati. Janganlah bersungut-sungut, menyalahkan pemerintah karena harga sembako atau cabe naik, menyalahkan situasi kemacetan parah di jalan, menyalahkan perusahaan yang tidak menaikkan gaji dalam dua tahun terakhir, atau menyalahkan pihak-pihak lain.
Penuhilah hidup dengan cinta. Cinta pada keluarga, cinta pada kenikmatan bekerja, cinta pada kehidupan indah yang Tuhan sudah berikan, dan yang terutama, sesuai dengan judul, cinta pada pasangan (bagi yang sudah menikah) atau pacar (bagi yang masih menapak ke jenjang pernikahan), karena tak lengkap hidup tanpa cinta. Kalau pacarnya bernama Cinta? Itu sih lain cerita ^_^.
Selamat menikmati lagu "Ini Rindu". Ingat, hiduplah dengan cinta, bukan dengan sengketa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H