"Dulu keliling. Sejak 10 tahun lalu, saya mangkal dari tengah hari sampai sore di Universitas Z," kata Pak Sudirman (nama samaran).
Belajar 3 Nilai Moral dari 3 Sosok Sederhana
Dari 3 sosok sederhana ini, saya menarik kesimpulan, 3 nilai moral yang saya peroleh.
1. Temukan apa yang bisa dikerjakan dan halal
Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Bisa jual pentol, ya jual pentol. Suka baikin sepeda motor, buka bengkel sepeda motor, meskipun kecil-kecilan. Bisa buat gorengan, jual gorengan.
Yang penting halal.
Jangan malu. Jangan gengsi. Punya gelar sarjana, tapi Anda kelaparan, terlunta-lunta, dan menganggur sekian lama. Itu, dari jualan pentol bisa beli motor dan rumah. Dari jual gorengan, bisa nyekolahkan tiga anak jadi sarjana. Lha, gelar sarjana, tapi gak ada pekerjaan. Boro-boro bisa beli motor. Untuk kehidupan sehari-hari saja tak cukup!
2. Sertai dengan doa
Mereka sepakat bahwa doa mengubah mereka, doa memberi keyakinan bagi mereka bahwa hidup sekeras apa pun bisa mereka lalui karena Tuhan bersama dengan mereka.
3. Kerja keras yang konsisten
3 Sosok ini membuktikan hal itu. Kerja keras yang konsisten akan membuahkan hasil. Tidak ada hasil yang mengkhianati kerja keras. Selama dibarengi kerja keras berkelanjutan, maka akan ada hasil yang memuaskan.
Jadi, seandainya ada di antara Anda yang mengatakan bahwa hidup ini terasa hampa karena tidak punya pekerjaan, saya rasa Anda harus mengkaji ulang pola pikir itu. Apalagi kalau mempunyai hape di tangan, karena sembari mencari pekerjaan, Anda pun bisa berbisnis online seperti saya.Â
Saya berbisnis online dengan menjual produk fisik seperti custom case dan produk digital. Daripada kepo-in medsos artis dan mantan (eeh ^_^), kan lebih baik gunakan hape untuk mencari uang dan memantaskan diri di hadapan calon pasangan dan calon mertua.
Untuk mendukung aktivitas berbisnis online, saya bersama dengan Smartfren, Teman Cerdas yang selalu setia menemani. Dengan kecepatan wow yang sudah 4G LTE, omzet pun melesat dan profit pun jadi maknyus.
Jadi, kalau ada di antara Anda yang masih manyun dengan ketiadaan pekerjaan, berkacalah. Lihat ke sekeliling. Orang-orang seperti Pak Tarno, Pak Basuki, dan Pak Sudirman akan "menampar" Anda. Mereka sekolah tak tinggi, namun berdaya untuk negeri. Masa Anda yang sekolah tinggi tidak berdaya ^_^.