"Hah?" aku kaget, seakan salah dengar.
"Ayah tanya, kamu suka sepeda yang mana?" ulang Ayah, sambil tersenyum.
Aku memandang ke sepeda-sepeda itu. Semuanya bagus-bagus. Namun sepeda roda tiga warna biru tua, dengan tulisan Oregon-lah yang menjadi pilihanku.
"Yang ini, Yah," jawabku mantap. Aku sudah tak sabar ingin menaikinya.
"Ayah akan belikan buat Beni," kata Ayah.
"Beneran, Yah? Ayah gak bohong kan?"
"Beneran. Tapi ada syaratnya."
"Syarat? Syarat itu apa, Yah?"
"Syarat itu maksudnya, kalau Beni nurut sama Ayah, nanti Ayah belikan sepedanya."
"Kan Beni sudah nurut sama Ayah."
"Itu yang setiap pagi menangis, merajuk, tidak mau masuk kelas, tidak mau sekolah, itu tidak nurut sama Ayah. Harus ayah bujuk-bujuk dulu, baru mau masuk," Ayah berkata dengan lembut.