Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pertanyaan Lugu Seorang Anak dan Menentukan Pilihan

18 April 2019   15:24 Diperbarui: 18 April 2019   15:31 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu per dua warga datang untuk menyerahkan surat undangan dan menunggu verifikasi data pemilih - dokpri

Ternyata itu adalah kesalahan saya. 

Waktu saya datang ke TPS 024 pada jam 07.05 WITA, di Samarinda, saya terkejut karena nama saya ternyata tidak ada di daftar pemilih tetap di kertas yang ada di tangan petugas.

"Tenang aja, Pak. Ada kok. TPS kita dibagi dua, karena RT kita banyak warganya. Nama bapak pasti ada di TPS satunya," kata Pak RT.

Saya pun bergegas ke TPS satunya, 047.

Waktu saya tiba di TPS 047, keadaan masih lengang. Berbeda di TPS 024 yang pada jam 07.10 WITA sudah mulai melakukan pemungutan suara, di TPS ini, para petugas TPS masih memeriksa surat suara dan kotak suara, disaksikan dengan beberapa saksi, dalam hal ini, para warga yang memang menjalani pemberian suara di TPS ini.

Masih lengang - dokpri
Masih lengang - dokpri

"Pak, jadi saksi, lihat kelengkapannya. Sudah benar atau belum," kata salah seorang warga yang juga sedang menunggu waktu dibukanya pemungutan suara.

"Oh, kita disuruh jadi saksi ya, Pak?" tanya saya heran.

"Ya, mereka tidak akan buka dan periksa, kalau tidak ada saksinya," kata bapak itu lagi.

"Ya, saya lihat dari jarak jauh aja," kata saya dengan ringan.

Petugas TPS memeriksa jumlah dan kondisi surat suara - dokpri
Petugas TPS memeriksa jumlah dan kondisi surat suara - dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun