Ternyata itu adalah kesalahan saya.Â
Waktu saya datang ke TPS 024 pada jam 07.05 WITA, di Samarinda, saya terkejut karena nama saya ternyata tidak ada di daftar pemilih tetap di kertas yang ada di tangan petugas.
"Tenang aja, Pak. Ada kok. TPS kita dibagi dua, karena RT kita banyak warganya. Nama bapak pasti ada di TPS satunya," kata Pak RT.
Saya pun bergegas ke TPS satunya, 047.
Waktu saya tiba di TPS 047, keadaan masih lengang. Berbeda di TPS 024 yang pada jam 07.10 WITA sudah mulai melakukan pemungutan suara, di TPS ini, para petugas TPS masih memeriksa surat suara dan kotak suara, disaksikan dengan beberapa saksi, dalam hal ini, para warga yang memang menjalani pemberian suara di TPS ini.
"Pak, jadi saksi, lihat kelengkapannya. Sudah benar atau belum," kata salah seorang warga yang juga sedang menunggu waktu dibukanya pemungutan suara.
"Oh, kita disuruh jadi saksi ya, Pak?" tanya saya heran.
"Ya, mereka tidak akan buka dan periksa, kalau tidak ada saksinya," kata bapak itu lagi.
"Ya, saya lihat dari jarak jauh aja," kata saya dengan ringan.