Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mungkin Jokowi Blusukan karena Terinspirasi "Myelin"

11 April 2019   11:48 Diperbarui: 11 April 2019   15:05 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilpres sebentar lagi tiba. Aroma persaingan semakin memanas. Tapi saya percaya, baik dari kubu paslon 01 maupun 02 tetap berkampanye secara sehat.

Meskipun suhu politik begitu sengit, namun kita tetap perlu memakai cara yang benar dan bermartabat.

Daripada menyebutkan kekurangan para capres, kenapa tidak menyebutkan kelebihan-kelebihannya? Itu lebih baik, daripada hanya melihat sisi negatif saja. Dibalik negatif, pasti ada positifnya. Dimana ada gelap, pasti ada terangnya juga.

Saya pribadi sangat tertarik dengan kepribadian dan tindakan Pak Jokowi, capres 01, karena beliau tetap konsisten melakukan satu hal ini.

Apa itu?

Ya, sudah tertulis di judul atas ^_^.

Blusukan.

Saya pun mencoba mencari arti blusukan di Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Blusukan memiliki arti : masuk ke suatu tempat dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu.

Kalau kita mengambil dari kata dasarnya, blusuk, artinya :

Blusuk mempunyai arti : masuk.

Menurut saya, inilah keunggulan dari Jokowi. Bukan berarti presiden-presiden sebelumnya tidak melakukan ini. Mereka melakukan blusukan, namun Jokowi melakukan blusukan dengan cara yang berbeda, dan terkadang mungkin tidak sesuai aturan yang ditetapkan oleh paspampres, yang menjaga keamanan dan keselamatan presiden.

Saya pikir, belum pernah ada presiden yang seperti ini, yang tidak berjarak dengan rakyat. Mungkin di dunia tidak ada yang seperti ini. Ingin melihat langsung kondisi di Iapangan. Bukan hanya sekedar duduk manis di kantor ber-AC dan terima laporan anak buah kalau segala urusan beres. Beliau ingin melihat langsung hasilnya, dan kalau ada kekurangan, beliau langsung turun tangan dan meminta aparat terkait untuk menangani segera. Tanpa "tapi" dan tanpa "nanti".

Itulah nilai plus beliau.

Kebetulan sekali, saya meminjam sebuah buku di perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur yang berjudul MYELIN, yang di tulis oleh Prof.Rhenald Kasali Ph.D., guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sumber Gambar : ebooks.gramedia.com
Sumber Gambar : ebooks.gramedia.com

Sebetulnya tujuan saya meminjam buku ini adalah untuk menjadi bahan artikel bagi situs bisnis online saya, artikel yang membahas tentang review isi buku ini, yang tentu saja sangat bermanfaat untuk kemajuan bisnis online saya.

Namun ternyata, isinya bagi saya bukan sekedar berhubungan dengan bisnis, namun lebih luas dari itu, berhubungan dengan banyak segi dalam kehidupan manusia.

Namun dari sekian banyak materi yang tersajikan, Bagian II, Sub Bagian 5 yaitu Intrapreneurship, sangatlah menarik bagi saya. Bagi saya pribadi, apa yang menjadi inti dari Intrapreneurship sudah diterapkan oleh Pak Jokowi selama memimpin, baik sebagai pengusaha, Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, maupun sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014 - 2019.

Intrapreneur adalah level lanjutan setelah traditional entrepreneur, karena sekarang sudah memasuki era digital. Semua serba cepat. Harus ditangani dengan cepat, tuntas, hasil baik, dan tanggung jawab.

Intrapreneur bukanlah seorang yang bekerja seperti eksekutif profesional biasa, karena langkah-langkahnya cepat. - Buku "Myelin", halaman 174.

Elemen Seorang Intrapreneur

Saya rasa Pak Jokowi mempunyai jiwa seorang intrapreneur dalam menjalankan roda pemerintahan..

Nah, apa saja elemen dari seorang intrapreneur?

Ada lima elemen yang akan kita bahas. 

Mari kita kupas bersama ^_^.

1. Tindakan yang diambil (action)

Disini diberikan Motif Utama terlebih dahulu, karena tanpa motif, tanpa tujuan yang mau dicapai, bagaimana akan ada tindakan ^_^?

Dokpri foto buku Myelin
Dokpri foto buku Myelin

action-jpg-5caec55c95760e56b532bac4.jpg
action-jpg-5caec55c95760e56b532bac4.jpg

Disini ada keterkaitan yang tentu saja erat antara motif dan tindakan, karena motiflah yang mendasari tindakan.

Di bagian Intrapreneurs, poin pertama menunjukkan kebebasan/kemerdekaan. Dalam hati saya berpikir, "Kebebasan/kemerdekaan untuk tidak masuk kantor semaunya? Bekerja sesukanya?"

Ternyata tidak.

Waktu saya melihat di bagian Action, ternyata di situ, di poin pertama Intrapreneurs tertulis "Rela mengotori tangan (Action Oriented)".

Ini menunjukkan bahwa Intrapreneurs tidak terpaku pada aturan, kewajiban yang mereka emban. Mereka rela, ikhlas untuk melakukan hal-hal di luar kewajiban mereka, atau mereka tidak ragu untuk terjun langsung, walau pun mereka tahu, itu akan mengotori tangan, kaki, atau baju mereka.

Apakah ada hubungannya dengan Jokowi?

Tentu saja. Saya malah melihat ini adalah blusukan yang selalu Pak Jokowi lakukan, meskipun ada beberapa orang yang menyebutnya 'pencitraan', namun Pak Jokowi tetap melakukan. 

Menurut saya, Pak Jokowi rela turun ke gorong-gorong atau ke pasar bukan untuk gagah-gagahan, namun dia ingin mencari masalah kenapa selalu terjadi banjir atau untuk memantau harga bahan pokok di pasar (untuk berita-beritanya, sewaktu beliau masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta atau waktu sebagai Presiden, Anda semua silakan mencari sendiri di Google ^_^).

Pakaian dan celana basah, serta kotor tidak dihiraukan, karena tujuannya untuk melihat masalah dan mencari solusi.

Itulah yang membedakan Pak Jokowi dengan pemimpin-pemimpin negara kebanyakan.

Poin kedua dan ketiga dari Motif Utama lebih menegaskan lagi soal blusukan Pak Jokowi.

Poin kedua "Akses Terhadap Corporate Resources" dan Poin ketiga "Recognition" mungkin kalau disimpulkan dalam "satu atau dua kalimat berarti mempunyai tenaga-tenaga handal yang memiliki kompetensi bagus." dan "Indonesia mendapat pengakuan di dunia Internasional."

Action untuk mencapai dua motif utama disini hanya satu yaitu "Tahu pendelegasian tapi sering turun langsung ke bawah sendiri untuk diselesaikan dengan cepat."

Dalam hal ini, bukan berarti Pak Jokowi tidak percaya dengan para menteri dan jajarannya. Bukan berarti Pak Jokowi selalu curiga. Namun karena dia memang ingin melihat langsung dengan mata kepala sendiri, apakah segala program, proyek pembangunan berjalan dengan lancar atau tidak.    

Beliau ingin segala sesuatu diselesaikan dengan cepat.

Itulah yang menjadi sebab saya mendukung Pak Jokowi.

2. Keterampilan yang dikembangkan (skills)

skill-jpg-5caec5bf3ba7f724ea20fc83.jpg
skill-jpg-5caec5bf3ba7f724ea20fc83.jpg

Tentu saja, keterampilan atau skill tidak cukup diperoleh dari bangku kuliah atau sekedar membaca buku, namun diperoleh dari lapangan, alias bekerja, terjun langsung menggeluti pekerjaan tersebut.

Jatuh bangun untuk menguasai keterampilan memang sudah biasa. Untuk memiliki keterampilan, dibutuhkan jam terbang tinggi dan tidak merasa puas diri waktu sudah di atas. Terus belajar dan belajar.

Nah, inilah yang menjadi poin lebih dari Pak Jokowi. Beliau selalu terjun ke lapangan, melihat langsung kondisi di setiap daerah di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Papua, sehingga beliau tahu persis kondisi di lapangan. Blusukan sangat kental di sini.

Meskipun begitu, "rumah" beliau sendiri tetap terjaga dengan baik, karena beliau mendelegasikan hal-hal yang harus dikerjakan para menteri dan jajaran di Jakarta, sehingga tercipta koordinasi yang baik.

Saya senang dengan pimpinan seperti ini. Bukan ABS, Asal Bapak Senang yang suka digembar-gemborkan oleh pihak yang tak suka dengan Pak Jokowi. Lagipula, secara logika, kalau Pak Jokowi tipikal orang yang mudah percaya pada bawahan, pasti beliau tidak akan mau repot-repot, berjerih lelah untuk blusukan, terjun langsung ke lapangan, berpanas-panasan, kehujanan, dan seabrek ketidaknyamanan lainnya.

Karena permasalahan itu perlu dilihat langsung, karena lebih mudah diperoleh solusi, daripada hanya mendengar dari kata orang saja.

3. Karakter Personal

karakter-jpg-5caec65695760e04ae41a442.jpg
karakter-jpg-5caec65695760e04ae41a442.jpg

Saya percaya, semua orang sudah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Pak Jokowi mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan keberanian.

Di saat banyak orang meragukan kemampuan Indonesia untuk bangkit, Pak Jokowi membangkitkan semangat rakyat untuk percaya bahwa kita semua mampu untuk merubah nasib jika kita punya keberanian untuk melangkah.

Terkadang sistem menghalangi atau membuat lambat proses, namun Pak Jokowi selalu menebar rasa optimis bahwa tidak ada yang mustahil, kalau kita berjalan bersama, kita bisa menghadapi masalah, dan memecahkan masalah itu.

Dan juga yang penting, melakukan breakthrough, terobosan, untuk merubah keadaan yang tidak atau kurang baik, menjadi baik.

4. Perhatian Utama

perhatian-utama-jpg-5caec6a695760e110c3435d2.jpg
perhatian-utama-jpg-5caec6a695760e110c3435d2.jpg

Terkadang kebanyakan pemimpin terlalu fokus di dalam negara, tapi mengabaikan hubungan baik dengan negara lain. Atau sebaliknya, sibuk bepergian ke luar negeri untuk menjalin kerjasama dengan negara lain, tapi urusan di dalam negeri terabaikan.

Pak Jokowi menerapkan sesuatu yang seimbang antara dalam dan luar negeri. Beliau membenahi masalah dalam negara, namun juga tak mengabaikan untuk menjalin kerjasama dengan negara lain.

Misalnya, waktu ada masalah rakyat dengan Bukalapak, beliau mau turun tangan langsung meminta CEO Bukalapak Achmad Zaky datang ke Istana Merdeka untuk berdiskusi. Beliau tidak segan-segan menangani langsung, meskipun sebenarnya beliau bisa saja meminta tolong Menteri Komunikasi dan Informatika ( Menkominfo) Rudiantara, untuk menangani, namun beliau tetap mengagendakan pertemuan tersebut. 

Hal ini menunjukkan perhatian Pak Jokowi akan Indonesia.

Pak Jokowi juga meminta Jack Ma, Chairman and Chief Executive Alibaba Group, untuk menjadi penasihat ekonomi Indonesia, dan disanggupi oleh Ma.

Pak Jokowi ingin Alibaba membantu mengembangkan UKM Indonesia. Tentu saja, hal ini tak mungkin dilakukan oleh Pak Jokowi kalau dia tidak peduli dengan rakyat Indonesia.

5. Pandangan Terhadap Resiko

risk-jpg-5caec6b9a8bc15610b07f483.jpg
risk-jpg-5caec6b9a8bc15610b07f483.jpg

Saya melihat, Pak Jokowi selalu melihat resiko dari sudut pandang bisa dihitung, sehingga bisa dijinakkan. Tidak ada resiko yang tak bisa dipatahkan. 

Saya tak pernah mendengar Pak Jokowi mengatakan hal-hal yang pesimis, terutama menyangkut ekonomi. Alih-alih menyampaikan uneg-uneg, dia tetap kerja, kerja, dan kerja. Dia tidak menghiraukan ujaran nyinyir di sekitar.

Makanya, beliau selalu menyampaikan pencapaian dengan data, karena tanpa data, pencapaian tak akan terlihat, tidak nyata.

Misalnya di acara deklarasi komunitas olahraga, pemuda, influencer dan disabilitas di ICE BSD, Tangerang, Minggu, 7 April 2019, beliau mengatakan data kemajuan Indonesia di bidang olahraga dan keamanan

"Coba kita lihat Asian Games peringkat 4, sebelumnya peringkat 16-17. Di Asian Para Games kita masuk ke peringkat 5. Kemudian juga kita baru saja sepakbola kita menjuarai AFF di U-22 juara, terakhir prajurit terbaik TNI kita jadi juara 1, ini prestasi," ungkap Jokowi.

Apakah memang Jokowi terinspirasi "Myelin"?

Apakah Pak Jokowi terinspirasi buku "Myelin"? 

Mungkin saja, karena buku ini diterbitkan oleh PT.Gramedia Pustaka Utama pada Maret 2010, yang pada waktu itu Pak Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo. Kemungkinan besar, waktu itu beliau membaca buku ini dan terinspirasi dengan buah pikiran dari salah satu putra terbaik bangsa di bidang ekonomi, Prof. Rhenald Kasali Ph.D., guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Saya berkesimpulan seperti itu, karena segala tindakan beliau sesuai dengan 5 elemen Intrapreneur. 

Negara akan maju, kalau berada di tangan yang tepat. Ekonomi memang menjadi tolak ukur keberhasilan. Oleh karena itu, setelah membaca buku ini, saya menilai Pak Jokowi adalah sosok yang tepat untuk tetap menjadi Presiden Indonesia periode 2019 -2024. Segala tindakan beliau, segala pencapaian yang negara kita sudah dapatkan tidak bisa berdusta. Itu semua karena kiprah beliau untuk memajukan negara tercinta, Indonesia.

Sebagai penutup, kutipan di halaman 165 dari buku "Myelin" ini saya rasa tepat untuk menggambarkan sosok Pak Jokowi, sebagai seorang pekerja keras, yang tidak ragu untuk terjun langsung ke lapangan, yang melakukan segala sesuatu untuk kebaikan bangsa dan negara. Kutipan berikut bukan ditujukan untuk pengusaha saja, tapi untuk setiap kita, supaya jangan hanya bisa bermimpi, tapi bergerak, lakukan bagian kita sekuat tenaga, dan juga tetap berdoa, Tuhan akan melakukan bagian-Nya untuk menolong kita.

Berikut kutipannya,

"The true entrepreneur is a doer, not just a dreamer." - Nolan Bushnell

Kiranya kita menjadi pelaku, bukan hanya bisa bermimpi. Memilih Jokowi adalah pilihan pasti, karena beliau adalah pelaku, bukan sekedar pemimpi.

Salam Kompasiana.

*

Samarinda, 11 April 2019

Anton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun