Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Apakah Segarnya "Bakso Seger" Nyata?

28 Februari 2019   23:40 Diperbarui: 1 Maret 2019   00:40 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingat. Ini bukan kampanye ya ^_^ (dokpri)

Sebenarnya saya sudah membeli sayur masak. Namun entah kenapa, beberapa minggu ini, selera makan saya serasa hilang. Saya bosan dengan sayur masak yang saya beli. 

Seakan-akan rasanya itu-itu saja. 

Padahal saya ingin berhemat. Alih-alih hemat, malahan jadi boros. Karena memuaskan nafsu saya akan makanan enak.

"Ah, tidak apa. Karena bulan ini rejeki lumayan banyak, jadi tidak apa agak boros sedikit. Maret harus lebih tertata keuangannya," pikir saya dengan tekad bulat. 

Namun saya bingung mau makan apa, sampai terbersit untuk makan bakso "Seger" di Jalan Pramuka, Samarinda. 

Selasa, 26 Februari 2019, sekitar pukul 19.30 WITA, saya meluncur ke Bakso "Seger". Saya kurang tahu persis kapan bakso ini sudah ada berjualan di jalan dekat kampus Universitas Mulawarman, universitas negeri di Samarinda. Mungkin sekitar tahun 2000 lewat. 

Waktu sampai ke tekapeh (ceileee ^_^), ternyata sudah banyak sepeda motor terparkir dengan rapi di depan rombong Bakso "Seger". 

"Alamat nih penuh. Gak kebagian tempat duduk," pikir saya dalam hati. Celingak celinguk waktu masuk ke dalam, melihat peluang di meja mana saya bisa menyelusup. Yang jelas, tidak memilih meja yang dikapling oleh sepasang kekasih. Nanti saya jadi 'obat nyamuk' lagi, hehehe ^_^.

Ah, syukurlah ada seorang pemuda yang beranjak dari kursi dan keluar dari barisan penikmat kuliner kekinian untuk membayar di meja kasir, makanan yang telah disantap 

"Puji Tuhan. Tahu aja kebutuhanku," Saya pun segera menduduki kursi di depan meja itu sebelum keduluan orang lain.

Oya, sampai lupa menyebutkan. Sebelum masuk lebih dalam ke warung, saya memesan bakso. Padahal tak yakin dapat tempat duduk, namun pede saja, dan ternyata ya, dapat beneran hehehe. 

Untuk minum, saya memilih es teler, karena terdapat berbagai jenis buah yang tumpah ruah di dalamnya. Pokoknya bikin adem dan ngangenin. 

Sambil menunggu pesanan, saya melihat ke sekitar. Kiri, kanan, kulihat saja banyak pohon cemaraaaa, eeh, lain ding ^_^. Maksudnya di kiri, kanan, muka, belakang, berjubel para pembeli, penikmat kuliner di Bakso "Seger". Ada yang sudah selesai menikmati makanan, sehingga sekarang mengobrol dengan teman atau anggota keluarga sambil menyeruput es teh manis atau es teler atau minuman lain; ada juga yang masih sedang menikmati bakso atau mie ayam atau soto gerabah; ada juga yang nunggu makanan datang, seperti saya. 

Karyawan warung pada sibuk ^_^ (dokpri)
Karyawan warung pada sibuk ^_^ (dokpri)
rame banget ^_^ (dokpri)
rame banget ^_^ (dokpri)
Kipas pun tersedia, sehingga kepenatan berkurang ^_^ (dokpri)
Kipas pun tersedia, sehingga kepenatan berkurang ^_^ (dokpri)
Seperti biasa, minuman datang terlebih dulu. Es teler, heem. Dari tampilan sudah sangat mengundang. Mengundang diseruput dan dinikmati, buah plus agar-agar. 

Manjur - Mantap bujur ^_^ (dokpri)
Manjur - Mantap bujur ^_^ (dokpri)
Oya, ngomong-ngomong, btw, saya mendapat meja nomor 2. Tapi jangan disalahartikan kalau saya mendukung paslon capres nomor 02 ya. Kebetulan aja dapat meja nomor 2, karena meja lain waktu saya datang sudah penuh semua ^_^.

Ingat. Ini bukan kampanye ya ^_^ (dokpri)
Ingat. Ini bukan kampanye ya ^_^ (dokpri)
Oke, lanjut ^_^.

Nah, akhirnya yang ditunggu telah tiba.

Bakso Seger atau Bakso Solo seperti tertulis di luar warung. 

dokpri
dokpri
Jangan bingung soal ini ya ^_^.

Bakso Solo mencerminkan ciri khas Solo dalam meramu bakso yang berbeda dari daerah lain. Nama "Seger" hanya untuk merek dagang, untuk membedakan dengan penjual bakso Solo yang lain. 

Crek crek

Foto dulu, untuk dokumentasi. Sebenarnya saya bisa dikatakan tak pernah mengambil gambar makanan sebelum dimakan, layaknya orang-orang yang memfoto, lalu mengunggah foto-foto makanan di media sosial sebelum disantap. Tapi karena untuk kepentingan K (baca : Topik pilihan jajanan pinggir jalan favorit), dengan sangat terpaksa, lirak-lirik dulu, takut dibilang lebay, tapi ternyata orang-orang di sekitar tidak peduli sepertinya. Jadi saya cuek aja. Menimbang, kalau tidak ada foto di artikel ini, nanti dibilang hoaks lagi ^_^.

Ehem, ehem ^_^ (dokpri)
Ehem, ehem ^_^ (dokpri)
Siap santap ^_^ (dokpri)
Siap santap ^_^ (dokpri)
Kalau melihat penampakannya, sudah menggugah selera, apalagi dengan harga 13 ribu untuk empat bakso kecil, satu bakso besar, dan dua pangsit, harga segitu sangatlah pantas. Apalagi untuk kantung mahasiswa, karena Jalan Pramuka ini identik dengan kampung mahasiswa, dekat dengan Universitas Mulawarman, universitas negeri di Samarinda. Harga terjangkau pasti menjadi pilihan.

Kecap manis, saus tomat, saus sambal, dan tak lupa, jeruk nipis seiris, menyertai lautan kuah bakso yang maknyus tak terkira. Seruput, seruput, nyam, nyam. Seruput, seruput, nyam, nyam. 

Ah, segarnya. Sesuai dengan namanya. Memberikan kesegaran setelah selesai menyantap. 

Nah, sekarang hidangan penutup akan menjadikan malam ini menjadi sempurna (sayang, di warung, tidak diputar lagu "Sempurna" dari Andra and The BackBone. Jika diputar, menjadi tersempurna dari sempurna ^_^). Es teler akan menjadi penutup yang menyempurnakan malam aduhai ini. 

Ditampilkan lagi ah. Pengin? ^_^ (dokpri)
Ditampilkan lagi ah. Pengin? ^_^ (dokpri)
Srup, srup, aaaaahhhhh. 

Nikmaaaaaaat. 

Saya bersyukur, Tuhan masih memberikan saya rejeki dan kesempatan untuk menikmati santapan wow malam itu. Mungkin bagi orang lain, itu hal yang biasa saja, namun bagi saya, itu adalah kemewahan tak terkira. Melihat masih ada orang tak mampu di luar sana, baik tak mampu secara finansial untuk membeli bakso ini atau pun tak mampu memakannya karena kondisi kesehatan tak memungkinkan. Saya termasuk yang beruntung bisa menikmati santapan nikmat pada malam itu. 

Setelah selesai, saya rehat sejenak untuk meredakan makanan turun dulu di lambung dan sekitarnya, lalu setelah merasa cukup, saya beranjak untuk membayar totalan order di kasir.

Bakso 13 ribu, es teler 8 ribu. Total jendral 21 ribu. Worthed untuk sajian bak santapan raja. 

Warung bakso yang dulunya mungkin cuma menyewa tempat itu, yang sepertinya untuk garasi mobil oleh pemilik tanah, namun akhirnya disewakan, sekarang menjadi dua kali ukurannya. Mungkin sang juragan bakso menyewa tempat di sebelah juga (atau mungkin sudah membelinya? Sayang, sang juragan bakso tak ada waktu itu. Mungkin lain waktu, saya tanyakan ^_^). Menunya pun, yang dulunya cuma ada bakso dan mie ayam, sekarang bertambah satu menu baru, yaitu soto gerabah. 

Minuman tetap dengan andalan mereka. Es teler, sop buah, es kelapa muda, es jeruk, es teh, dan juga air mineral. Minuman hangat juga tersedia. 

Sebagai penutup, saya pun mengambil kesimpulan dari perenungan saya malam itu sehabis makan. 

"Ah, pasti nilai moral lagi," biasanya teman-teman saya kalau membaca artikel saya pasti berkata begitu.

Bagi saya, segala sesuatu tidak terjadi dan ada secara kebetulan. Pasti ada rencana Tuhan di balik semua yang terjadi. Bukan karena saya berprofesi sebagai guru, sehingga apa-apa harus 'menggurui'. Saya senang mengambil sisi positif dari setiap kejadian atau apa pun yang saya hadapi. Dari warung bakso ini, saya memetik satu pesan moral.

Satu pesan moral yang saya dapat di sini adalah : 

Lakukan dengan hati.

Melakukan dengan hati, maka bisnis dan cita rasa kenikmatan kuliner tetap langgeng sampai saat ini. Saya rasa, tak mungkin bisnis ini tetap bertahan di tengah gempuran kompetitor di sekitar, kalau hati tidak tulus melakukan.

Nilai ini berlaku untuk apa pun.

Kerjakan dengan hati yang penuh sukacita dan tulus dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas Anda, maka bukan saja Anda menikmati hasilnya, namun orang lain akan mendapatkan manfaat juga dari Anda. 

Itu saja pesan moral dari kuliner mantap malam itu. 

Bagi Anda yang mungkin berkesempatan mengunjungi kota Samarinda, di Provinsi Kalimantan Timur, Anda bisa mengunjungi Mie Pangsit Bakso "Seger" di Jalan Pramuka, dekat Universitas Mulawarman. 

Bagi Anda yang berdomisili di Samarinda, dan belum pernah mencoba Bakso "Seger", rugi banget (ini bukan iklan, tapi jujur dari hati saya yang paling dalam ^_^).

Apakah segernya bakso "Seger" nyata? Aaaah, sudah tak diragukan lagi. Memang nyata segernya ^_^.

*

Samarinda, 28 Februari 2019

Anton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun