Saya pernah mendapati pengalaman dulu di SD tahun 2009 kalau tidak salah, ada kakak beradik. Sang kakak, sebut saja Kiki, rajin dan pintar. Ibunya berharap sang adik, Yono (bukan nama sebenarnya) juga seperti kakaknya.Â
Tetapi harapan hanya tinggal harapan kosong belaka. Yono tidak suka belajar. Dia malas dan bisa ditebak hasil akhir belajar adalah nilai-nilai dibawah enam.Â
Sang Ibu sudah memarahi dan menggunakan ancaman memukul sang anak, tapi tidak mempan juga.
Sehingga pada akhirnya sang Ibu menggunakan cara reward, yaitu setiap anak selesai mengerjakan pekerjaan rumah tiap satu nomor soal, sang ibu memberikan seribu rupiah.
Ini salah satu reward, meskipun berat di ongkos ^_^.
Punishment, kalau anak melanggar aturan-aturan yang sudah disepakati bersama, maka ada hukuman yang harus diterima.
Misalnya kalau sudah disepakati pulang ke rumah paling lambat jam 10 malam, tapi pulangnya jam 11 bahkan 12 tengah malam, terlambat satu sampai dua jam yang disepakati. Hukuman yang disepakati pun bisa dijalankan. Tidak mendapat uang jajan selama tiga hari, penggunaan ponsel dibatasi selama sejam dari dua jam sehari, dan masih banyak yang lain.
Intinya ada punishment dan reward pada anak. Tanamkan ada konsekuensi di balik setiap tindakan.
Kedua - Tanamkan disiplin yang jelas
Menanamkan disiplin pada usia dini sangatlah penting, supaya hidup sang anak nantinya bisa tertib dan teratur.
Bangun tidur jam berapa, ibadah di saat pagi hari jam berapa, sarapan pagi jam berapa, sampai tidur di malam hari jam berapa.Â
Kesemuanya itu penting adanya dan masih berhubungan dengan poin pertama di atas.Â