Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasih Tidak Mentoleransi Kesalahan

5 Februari 2019   11:58 Diperbarui: 5 Februari 2019   12:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah mendapati pengalaman dulu di SD tahun 2009 kalau tidak salah, ada kakak beradik. Sang kakak, sebut saja Kiki, rajin dan pintar. Ibunya berharap sang adik, Yono (bukan nama sebenarnya) juga seperti kakaknya. 

Tetapi harapan hanya tinggal harapan kosong belaka. Yono tidak suka belajar. Dia malas dan bisa ditebak hasil akhir belajar adalah nilai-nilai dibawah enam. 

Sang Ibu sudah memarahi dan menggunakan ancaman memukul sang anak, tapi tidak mempan juga.

Sehingga pada akhirnya sang Ibu menggunakan cara reward, yaitu setiap anak selesai mengerjakan pekerjaan rumah tiap satu nomor soal, sang ibu memberikan seribu rupiah.

Ini salah satu reward, meskipun berat di ongkos ^_^.

Punishment, kalau anak melanggar aturan-aturan yang sudah disepakati bersama, maka ada hukuman yang harus diterima.

Misalnya kalau sudah disepakati pulang ke rumah paling lambat jam 10 malam, tapi pulangnya jam 11 bahkan 12 tengah malam, terlambat satu sampai dua jam yang disepakati. Hukuman yang disepakati pun bisa dijalankan. Tidak mendapat uang jajan selama tiga hari, penggunaan ponsel dibatasi selama sejam dari dua jam sehari, dan masih banyak yang lain.

Intinya ada punishment dan reward pada anak. Tanamkan ada konsekuensi di balik setiap tindakan.

Kedua - Tanamkan disiplin yang jelas

Menanamkan disiplin pada usia dini sangatlah penting, supaya hidup sang anak nantinya bisa tertib dan teratur.

Bangun tidur jam berapa, ibadah di saat pagi hari jam berapa, sarapan pagi jam berapa, sampai tidur di malam hari jam berapa. 

Kesemuanya itu penting adanya dan masih berhubungan dengan poin pertama di atas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun