Anak akan merasa es krim tersebut adalah imbalan dari sikap tenang yang anak tunjukan. Jika Ibu ternyata berbohong, es krim tidak kunjung diberikan, di sinilah anak mulai merekam jejak-jejak pendidikan berbohong yang diajarkan oleh ibunya sendiri.
Hindari berbohong kepada anak dengan tipe seperti ini. Jangan sampai menjadi kebiasaan anak kelak ketika dia bertumbuh. Parahnya lagi jika anak membawa perilaku berbohong dengan iming-iming ini ke kehidupan masyarakat. Apalagi dibawanya ke lingkup kerja, sangat berbahaya.
Ketidakjujuran adalah cikal bakal benih koruptor yang keji tersebut. Biasakan anak diperlakukan jujur tanpa dibohongi dengan janji-janji. Beri anak pemahaman mengapa harus bersikap tenang dan tidak rewel. Jika terlanjur berjanji dengan iming-iming, lekas tepati janji tersebut.
Dengan begitu, anak paham bagaimana harus bersikap dan bisa menyadari bahwa janji itu harus ditepati. Jika sikap kesadaran diri baik dan bersikap jujur ini dibawa ke dalam masyarakat, maka habit jujur juga akan ditanamkan di dalam pekerjaan dan semua aktivitas.Â
Meminta izin ketika menggunakan barang pribadi anggota keluarga
Di dalam keluarga tentu terdapat beberapa anggotanya. Ada ayah, ibu, adik, kakak dan mungkin pekerja yang ada di rumah. Sebagai orangtua, biasakan meminta izin jika hendak menggunakan barang-barang milik anggota keluarga lain.Â
Misalnya ibu meminta izin kepada ayah ketika hendak menggunakan ponselnya, kakak meminta izin kepada adik ketika hendak menggunakan pensilnya.
Sikap santun meminta izin dalam menggunakan benda-benda yang bukan miliknya sendiri itu harus dimulai dari keluarga sendiri. Dengan begitu anak akan membawa kebiasaan tersebut ketika di luar. Anak akan terhindar dari kebiasaan berbuat curang dan menggunakan hak milik orang lain tanpa izin.
Hal sesederhana ini memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk karakter anak. Anak yang terbiasa menyaksikan atau mengalami kecurangan atas menggunakan hak orang lain, takutnya akan dibawanya ke dalam lingkup kerja ketika dewasa nanti.
Menggunakan barang milik anggota keluarga lain tanpa izin dan seenaknya saja, adalah perilaku memulai korupsi kecil-kecilan. Bagaimana jika perilaku ini berlanjut hingga anak bekerja?
Dia menggunakan hak orang lain untuk kepentingan pribadinya secara diam-diam. Yang dulunya korupsi kecil-kecilan dari rumah, berkembang menjadi korupsi terkutuk di lembaga kerja.