Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Implementasi Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) dan Koneksinya dengan Peran Guru di Sekolah

17 November 2023   15:04 Diperbarui: 17 November 2023   16:09 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yang dimiliki guru dan murid berperan sebagai pengendali berjalannya proses belajar dengan lancar dan sesuai harapan. Pembelajaran sosial dan emosional mungkin tidak diajarkan secara tertulis di buku catatan murid. 

Pembelajaran sosial dan emosional tidak butuh validasi nilai di atas kertas. Tetapi sikap impementasinya sebagai bentuk realisasi pembelajaran tersebut dipahami oleh masing-masing pribadi.

Terdapat 5 kompetensi dalam pembelajaran sosial dan emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning). Seluruh kompetensi ini bukan hanya untuk dimiliki murid tetapi juga dikuasai oleh guru secara praktik, bukan hanya teori.

Kesadaran diri (pengenalan emosi)

Kesadaran diri merujuk pada pengenalan emosi pada diri sendiri. Kompetensi ini adalah bentuk kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh diri sendiri.

Pribadi murid maupun guru paham betul bagaimana pengaruh dari perasaan dan emosinya terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang menjadi dampak dari berbagai situasi.

Misalnya kesadaran diri akan kebutuhkan religi. Di mana murid dan guru membuat kesepakatan kelas bahwa segala kegiatan dimulai dan diakhiri dengan doa. 

Dengan kesadaran diri tersebut, guru dan murid bukan hanya melaksanakan doa sebelum dan setelah pembelajaran untuk memenuhi kesepakatan kelas, tetapi juga karena sadar akan kebutuhan religi tersebut.

Manajemen diri (pengenalan emosi dan fokus)

Setelah murid dan guru memiliki kompetensi kesadaran diri, maka selanjutnya perlu dikuasai pula kompetensi manajemen diri. 

Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri agar dapat sesuai dengan kondisi dan situasi yang dibutuhkan

Dengan kompetensi manajemen diri, murid dan guru akan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Sebab guru dan murid akan bersama-sama mampu berfokus pada tujuan pembelajaran dan mampu menjalankannya dengan kesadaran diri penuh.

Terdapat macam-macam implementasi menajemen diri sebab terdapat banyak cara juga manusia dalam meluapkan emosi. Ada yang meluapkan emosi kelelahan dengan menenangkan diri minum kopi, ada yang menenangkan diri dengan mendengarkan musik, ada juga yang bernyanyi saat bahagia maupun terluka dan banyak cara lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun