Impian itu tidak dapat dideskriminasi
Berontaknya Anissa dalam film "Perempuan Berkalung Sorban" saat dia dibatalkan menjadi ketua kelas hanya karena berjenis kelamin perempuan, dapat ditangkap bahwa impian itu tidak dapat dideskriminasi. Perempuan berhak memimpikan apa saja, bahkan bermimpi untuk menjadi pemimpin sebuah negara sekalipun. Sekarang banyak negara, instansi, lembaga, komunitas yang dipimpin oleh perempuan. Dalam agama sendiri yang perempuan tidak bisa adalah menjadi imam salat bagi laki-laki. Tidak ada larangan perempuan untuk memimpin negara ini.
Hanya Khudori (Okta Antara) yang dapat memahami impian Anissa sejak kecil. Khudori adalah saudara jauh dari ibunya Anissa sekaligus sahabatnya yang mengenyam Pendidikan hingga ke Mesir. Anissa dan Khudori sendiri sebenarnya telah saling mencintai sejak remaja, sebelum Khudori terbang ke Mesir. Sehingga ketika Khudori kembali ke Indonesia, Anissa menyalahkan Khudori yang meninggalkannya sehingga dia harus tersiksa menikah dengan Syamsudin. Obrolan Anissa dan Khudori tertangkap basah oleh Syamsudin dan mengarak mereka di hadapan seluruh penghuni pesantren. Di situlah Syamsudin menalak istrinya.
Di situlah Anissa terbebas dari belenggu suami jahanam walau bapaknya meninggal karena seranggan jantung. Anissa yang terpuruk dapat bangkit dan melanjutkan impiannya yaitu kuliah di Jogja. Belajar dari Anissa bahwa seterpuruk apapun, mimpi masih memiliki hak untuk diwujudkan.
Bahkan dari nasibnya yang mengalami deskriminasi, Anissa bekerja untuk membela kaumnya. Dia juga menjadi pengaruh bagi perempuan-perempuan lain untuk memperoleh haknya.
Perempuan tetap tangguh tanpa sokongan dari lelaki
Kisah Anissa tidak berakhir di situ. Di Jogja dia dinikahi Khudori walau awalnya Anissa menolak karena masih dihantui trauma berumah tangga. Tetapi akhirnya Anissa menikah dan dikaruniai anak. Bahagia sudah pasti tetapi ujian ada lagi. Khudori meninggal dunia karena saat mengendarai sepeda motor ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju kencang.
Jadi Anissa bukan hanya kehilangan sosok lelaki yaitu ayahnya, tetapi juga Khudori suaminya. Anissa harus berdiri di atas kakinya sendiri membesarkan anak tanpa peran lelaki. Bahkan saat Syamsudin menemuinya dan meminta rujuk, Anissa menolak mentah-mentah dan menunjukan ketangguhannya dengan menolak diperlakukan secara kasar. Syamsudin yang kasar itu ditamparnya.
Dari Anissa kita belajar bahwa jangan pernah takut tanpa lelaki sekalipun. Perempuan itu kuat dan tidak harus bergantung pada lelaki. Â
Perempuan Berkalung Sorban: Film Religi yang Mengetukku untuk Terus
Film religi "Perempuan Berkalung Sorban" yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini tayang perdana di bioskop 15 Januari 2009. Film ini diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Abidah El Khalieqi. Film ini dibintangi oleh Revalina S. Temat, Oka Antara, Reza Rahardian, Widyawati, Joshua Pandelaki, Nisya Abigail dan beberapa actor Indonesia ternama lainnya.