Mohon tunggu...
Ardiansyah Fauzi
Ardiansyah Fauzi Mohon Tunggu... -

Sedikit tentang saya Anak pedalaman 'PAYAHE' yang coba menulis sejarahnya sendiri. tentang tanah Dusun yang setiap hari di rampas untuk kepentingan investor asing,..\r\nMencoba melawan sebab yG namanya penjajah tak akan pernah mensejaterakan bangsa ini..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

REPORTASE KEBEJATAN TAMBANG "Seri anak Pedalaman Halmahera"

27 Maret 2012   16:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa,?" Tanyaku, sama persis dengan suara beliau saat memanggilku tadi.

Beliau mengisyaratkan dengan tangan kananya, agar aku merapat lebih dekat kearahanya.

"Pram sepertinya kita harus kembali,!" Ucap beliau ketika aku berdiri sangat dekat dengan wajahnya. sangat dekat, mungkin karena tempat persembunyian kami yang terlalu kecil untuk 7 makhluk ini.

Mataku menatap beliau lekat, usai beliau mengatakan sesuatu seperti tadi. "Kenapa harus,.!" tak sempat kuselesaikan pertanyaanku.

"Pasukan penjaga di lokasi ini terlalu banyak dan sangat ketat, kita tak mungkin menerobos sementara matahari sebentar lagi akan muncul. bukankah akan sangat membahayakan jika harus kita paksakan. Kau lihat Pram, di gardu timur dan selatan. bedil yang mereka pegang itu sungguhan.,!!" Penjelasan yang sangat serius.

Coba ku betulkan letak berdiriku, agar lebih tepat menerima perintah darinya. "Tak ada jalan lain,.?" tanyaku kali ini agak kuat, biar semua teman-teman bisa mendengar situasi yang sedang kami bicarakan.

"Ada jalan lain,.!" Jawaban itu aku dengar dari arah belakang. rupanya sang pemandu perjalanan menyimak pembicaraan kami.

"Lewat mana,.?" tanya kami serempak pada beliau. sepertinya anggota ekspedisi yang lain juga tak ingin secepatnya pulang.

"Mengitari bukit ini, lamanya perjalanan 12 jam, lewati beberapa bukit terja,l dan 2 buah sungai besar. kita akan masuk lagi ke lokasi ini lewat belakang jika berhasil."

12 jam,??! sungguh bukanlah perjalanan pendek. Benar adanya, alternatif memang selalu ada, tapi tak pernah mudah. Jalan di depan kami adalah satu-satunya akses terdekat untuk masuk kedalam jantung perusahan langsung, -+4 jam perjalanan saja. Tapi mustahil akan lolos melewati brikade lumayan rapi di depan. pasti para aparat itu di bayar dengan upah sangat tinggi. kalau tidak,! mana mungkin berseragam rapi hanya untuk menunggui hutan yang sepi ini, bukankah banyak aparat militer yang masih genit-genitan, tak mungkin tahan berteman dengan pohon dan nyamuk sungai. sementara jalan kedua, jika memutar kita harus melewatkan menit sebanyak ribuan kali, medannya juga tak main-main, perlu pertimbangan logis kayaknya.

Angin mendesir tenang, embun tak lama lagi akan menguap. Seluruh anggota ekspedisi saling berpandangan, menyimpulkan jawaban masing-masing kami dalam bisu. tapi harus segera beri jawaban, jika tak mau tertangkap basah disini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun