Mohon tunggu...
Halis Idris
Halis Idris Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Bodohku

7 Februari 2018   06:21 Diperbarui: 7 Februari 2018   06:28 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


" ya sudah,,,  kita masuk sekarang. " Randi telah lebih dulu berjalan,  meninggalkan aku dan Dani di belakangnya. Kami pun berjalan beriringan memasuki ruang latihan seni musik. Didalam ruangan aku menjadi seorang penonton dan satu-satunya penonton mereka hari itu.  

Sangat membuatku lebih merasa nyamaan di banding sebelumnya. Randi dan teman-temannya memang memiliki kemampuan menghibur yang sangat baik. Itu pastinya di tunjang oleh selera, bakat serta skil mereka yang baik pula. Dan mereka juga memiliki prilaku yang baik serta ramah,  di beberapa sesi aku di ajak untuk bernyanyi bersama dan terkadang aku ikut memainkan gitar untuk mengiringi dani yang menjadi vokalis dari band itu.  

Tidak ada rasa bosan,  dan aku berpikir untuk kedepannya aku akan mencoba mengkolaborasikan seni teater dan musik. Lalu tentang aku dan Rifki,  sepertinya aku dan dia tidak harus sering bertemu untuk waktu yang lama.  

Aku ingin lebih memantapkan bakatku di seni peran,  biar bagaimanapun aku juga punya mimpi untuk di bidang ini.  Aku sangat berharap bisa menjadi seorang aktris suatu saat nanti,  aku ingin berperan dalam sebuah film ataupun dalam pementasan teater dengan skala besar, tingkat nasional mungkin dalam skala kecilnya atau tingkat internasional dalam skala besarnya.  

Biar bagaimanapun aku sangat suka menonton film,  dan sangat ingin ikut berperan dalan sebuah film sebagai seorang aktris. Selain dari alasan tersebut.  Aku dan Rifki harus menjaga jarak agar kami bisa saling menyadari arti keberadaan diri kami di sisi pasangan. Setidaknya,  aku berharap kepada sebuah rasa rindu yang mampu menjadi magnet untuk menarik hati kembali pada kekasihnya hingga kelak kami bisa kembali lagi pada keadaan sebelumnya. Serta biarkan saja waktu yang menjelaskan dan menegaskan kemana arah dari hubungan kami.  Namun aku harap,  kami masih bisa seperti dulu lagi.  Saling membutuhkan,  dan saling mencintai dengan tingkat rasa yang bergelora memenuhhi ruang hati kami masing-masing. Aku merinduinya,  aku ingin sekali bercerita tentang kelelahanku ini. Kelelahan atas kepura-puraan menerima kondisi dan situasi hidup seperti ini.  Aku rindu atas bijaknya pilihan yang ditawarkan Rifki untuk setiap masalahku di masa dulu. Aku akan selalu rindu,  dan akan tetap berharap atas perubahannya lagi.

* saat waktu menggelarkan pagi yang dingin dan sangat segar ini.  Hatiku selalu merasa damai dan bahagia. Alam selalu Bijak dan tabah kepada kelakuan manusia yang kadang tak bersahabat padanya. Meski tidak secara langsung untuk mengatakan,  bahwa jika kau memeliharaku maka kau akan merasakan hal seperti ini setiap saatnya,  setiap harinya lalu bisa saja selama hidupmu serta lebih panjang lagi sampai ke anak cucumu. 

Tidak ada bencana banjir,  tanah longsor, kebakaran hutan dan lainnya yang mungkin menyusahkanmu. Namun jika kau tidak bisa melakukannya atu tidak mampu, kami akan menjaga diri kami untuk menjagamu serta anak cucumu.  

Asalkan jangan pernah mengatakan bahwa kau tidak pernah ingin melakukannya, meski kau tidak memiliki sebarang kesibukan dan alasan-alasan yang tidak berguna bagi masa depanmu. Bisakah aku menjadi alam untukmu?  Atau bisakah kita menyatu untuk menjadi alam?
Karena sejujurnya,  aku sangat mencintaimu Diana.  Dan selalu damai ketika berada di dekatmu. "

Air mataku mengalir dengan sendirinya. Seperti matahari yang secara perlahan muncul dari balik perbukitan. Sebuah rasa secara perlahan memenuhi ruang hatiku.  Surat pertama dari kekasihku ini,  membuatku selalu merasa menjadi wanita beruntung yang pernah di lahirkan. Memiliki kekasih yang sangat mencintai diri ini, sangat tulus,  setia serta sangat menghargai setiap kehadiran kekasih didekatnya. 

Tak banyak sanjungan yang keluar dari mulutnya.  Tapi,  prilakunya sangat tegas menggambarkan besarnya kasih sayangnya untukku. Tiga tahun telah berlalu untuk hubungan kami. Rasanya tidak adil jika aku menilai kelakuannya  yang sangat menjengkelkan dalam dua minggu terakhir ini,  sebagai penghianatan Rifki atas janji cintanya padaku. Biar bagaimanapun jika di bandingkan dengan pengorbanan serta kehadirannya disisiku selama ini. 

Bagaimana ia menjagaku dan selalu membuatku nyaman setiap saat. Aku pikir,  aku harus bersabar dan membiarkannya untuk tetap sendiri serta fokus pada penelitian skripsinya.  Dan aku akan fokus pada pengembangan minatku,  untuk menjadi seorang aktris yang lebih baik lagi. Aku pikir, akan lebih baik seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun