Kisah seperti ini, Â telah banyak di adaptasi dalam berbagai genre film dan di berbagai negara. Â Entah siapa yang mulai memperkenalkannya, Â tapi aku suka film animasi dari negeri sakura itu. Lagipula aku suka kartun dan komik pastinya.
" hey,, jawab dong. "
" sini.. " aku menarik tangan lelaki yang cukup bodoh ini, menurutku. Â
Kenapa tidak, dia memiliki kemampuan untuk menjadi seorang yang sangat berpengaruh di kampus. Dia telah memenangkan sebuah pemilihan umum di kampus ini dan terpilih sebagai ketua BEM, lalu dia mengundurkan diri dengan alasan yang cukup bodoh. Katanya " maaf, Â saya harus mengundurkan diri dari jabatan ini. Karena kekasih saya tidak menyukainya." bodoh dan cukup bodoh sekali untuk di jadikan sebuah alasan.Â
Mungkin beberapa orang bisa di tipunya. Tapi, Â aku tidak akan terpedaya olehnya. Â Lagipula aku tahu siapa Randi. Â Dia adalah lelaki yang tidak pernah bisa melepaskan masa lalunya. Â Dia pernah memiliki kekasih waktu di bangku sekolah menengah atas. Â Dan sekarang serta waktu terpilihnya dia menjadi ketua BEM dia tidak memiliki seorang kekasih. Aku tahu hal itu, Â aku tahu apapun tentangnya.Â
Aku  tahu saudara kembar bodohku ini,  masih berharap kekasih yang meninggalkannya untuk kuliah keluar negeri akan kembali lagi.  Dia yang suka berbohong kepada setiap wanita yang menyukainya. Setiap wanita yang datang padanya untuk mengutarakan perasaan suka kepadanya, dan selalu di tolaknya denga alasan bodohnya  " maaf,  tapi saya telah punya kekasih. Â
Dan dia tidak menyukai ini!", alasan yang yang selalu sama, tidak kreatif dan sangat bodoh sekali. Tapi,  siapa yang tahu kebodohan dan kebohongannya itu selalu tertutupi akan ketampanan dan kepandaiannya bermusik. Bukan hanya itu,  dia juga termasuk mahasiswa yang cukup aktif dalam kerja-kerja sosial.  Tidak ada yang akan melihatnya sebuah kebohongan  dari mulut anak bodoh ini.
" ehhh.... Tunggu..hei... Tunggu dulu.. " dia melepaskan genggamanku di lengannya.
"kau ingin membawaku kemana?"
" ke tempat latihan bandmu."
" ha..." dia sedikit menganga heran kepadaku. Sedang aku kembali menariknya. Kali ini dia pasrah saja kutarik hingga kami sampai ketempat latihannya, tepatnya di salah satu ruangan yang di peruntukan kampus bagi mahasiswa yang memiliki minat untuk bermusik.Â
Ada banyak ruangan seperti ini di kampus. Â Ruang yang memang di khususkan untuk mahasiswa yang ingin terus mengembangkan minatnya. Â Kebanyakan dari ruangan itu adalah ruang kesenian. Dan aku juga dan teman-teman dari komunitas seni teater mendapatkan satu ruang latihan.
" hai.. " seorang menyapa kami ketika kami asik bertengkar di depan ruang latihan seni musik.
" hai bro.. " Randi membalas sapaan lelaki tersebut.Â
Di iringi dengan salam tangan yang sering kulihat dari dua orang lelaki. Di mulai dengan jabat tangan biasa lalu saling menjepit ibu jari dan terakhir saling bertubrukan dada. Â Cukup sulit menjelaskannya, Â hanya saja itu cukup menggelikan untuk dua orang laki-laki.
" oh iya, Â bro... Â Kenalin. Â Ini Diana." Randi memperkenalkanku dengan lelaki yang menurut perkiraanku adalah teman satu bandnya.
" hai,, Â saya Diana." aku tersenyum padanya.
" saya Dani... Dani Irawan." dia juga tersenyum.