Mohon tunggu...
Muhajir
Muhajir Mohon Tunggu... Dosen - Antebs

Jangan membaca sampai koma, Tapi membacalah sampai titik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hitam Putih Covid-19

19 Mei 2020   20:15 Diperbarui: 19 Mei 2020   20:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

".....Jika suatu wabah ternyata tak terkendali, itu karena manusia tidak kompeten, bukan karena kemarahan Ilahi". 

Begitulah penggalan kalimat yang ditorehkan Yuval Noah Harari dalam bukunya berjudul Homo Deus ketika meruntut peristiwa kelam pada dekade 1330-an di Asia, Eropa, dan Afrika.

Ketika itu wabah yang populer bernama 'Black Death' atau maut hitam yang disebabkan bakteri yersinia pestis mulai menginfeksi manusia dan dalam kurun waktu 4 tahun melenyapkan sekitar 75 juta sampai 200 juta populasi manusia.

Saat ini dunia masih dirundung wabah. Corona virus, mahluk berukuran 80-150 nanometer yang pertama kali ditemukan oleh DA Tyrrel dan ML Bynoe pada tahun 1960-an hadir melulu lantahkan aktifitas normal manusia dalam bentuk Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Bahkan muncul stigma dikalangan masyarakat bahwa wabah Covid-19 sebagai sebab musabab akan kesengsaraan, kesulitan, kedukaan bermantra kesedihan yang dirasakan sebagian besar umat manusia saat ini. Tidak ada kebaikan.

Namun dibulan yang penuh berkah ini sejenak kita menjernihkan pikiran. Benarkah dibalik wabah hanya kesulitan yang diperoleh umat manusia?

Dalam Al-Qur'an Allah Ta'ala telah menjanjikan dalam firmannya: "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5-6).

Dua kali Allah Ta'ala menyebutkan hal yang sama sebagai bentuk penegasan. Kata 'bersama' mengartikan kesulitan dan kemudahan hadir dalam dimensi ruang dan waktu yang sama. Tidak berbeda. 

Maka dibulan ramadhan ini kita  menelisik keadaan yang sekarang terjadi dari sudut pandang yang lain. Wabah ini tidak selalu identik dengan kesedihan dan kesulitan. Ada bahagiah didalamnya.

Mendidik Kemanusiaan

Di Indonesia wabah Covid-19 telah berhasil memadrasahkan kemanusiaan sebagian besar masyarakat.

 Dilansir dari situs bnpb.go.id (22/04/2020) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 merilis jumlah relawan sebanyak 23.472 orang (medis dan non medis) terdaftar dalam relawan Covid-19.   Mereka menghibahkan diri untuk misi kemanusiaan! 

Aksi kemanusiaan terus bergulir ditengah masyarakat. Sekelompok warga di Cimahi bergiliran memberikan makanan kepada tetangganya yang melakukan isolasi mandiri. Pembagian ayam secara gratis oleh peternak di madiun. 

Ratusan influencer bergerak menghimpun bantuan berupa dana, sembako, dan APD. Masyarakat ikhlas berdonasi walaupun dimasa sulit. 

Kejadian ini seakan menyadarkan kita bahwa semua manusia bersaudara. Jikapun tidak bersaudara dalam keimanan (ukhuwah islamiyah), maka kita bersaudara sesama manusia (ukhuwah basyariyah).

Hilangnya Sekat Antar Generasi

Sebelum Covid-19 mewabah, terdapat sekat yang memisahkan kemampuan tekhnologi generasi milenial dengan generasi tradisional. 

Generasi zaman now (baca: milenial) tumbuh besar bersama kemajuan teknologi, sehingga diunggulkan untuk melakukan perubahan dan kemajuan sebaliknya harapan yang pupus disematkan kepada generasi zaman old karena dianggap tidak mampu menyesuaikan dengan kemajuan tekhnologi.

Namum kini, Wabah Covid-19 melenyapkan anggapan tersebut. Apapun generasinya, keadaan saat ini memaksa manusia untuk 'multi tasking' beralih dari aktivitas konvensional ke aktivitas digital atau virtual. Sehingga membuat derajat semua manusia sama dihadapan tekhnologi.

Menuntun Pola Hidup Sehat

Dengan adanya wabah Covid-19 umat manusia kembali disadarkan untuk menerapkan kembali pola hidup sehat dalam setiap aktivitas. 

Kebiasaan untuk senantiasa mencuci tangan, peduli kebersihan lingkungan dan menjaga imunitas tubuh sebenarnya sedari dulu telah menjadi himbauan dari institusi kesehatan. Tapi sebagian besar kita abai akan hal itu.

Disisi lain sebagian masyarakat telah banyak bergantung pada suplemen obat untuk menjaga imunitas. Padahal disekitar kita banyak ramuan herbal yang tersedia dan bisa diolah untuk meningkatkan imunitas. 

Wabah Covid-19 kembali menuntun kita ke pola hidup sehat dan lebih menghargai prinsip bahwa kesehatan adalah segala-galanya.

Pulihnya Keseimbangan Kosmis

Bukan hanya umat manusia yang merasakan dampak dari hadirnya wabah Covid-19. Semestapun turut merasakan dampak yang signifikan.

Kehadiran wabah dijadikan momentum oleh semesta untuk kembali pulih, setelah ratusan tahun dikuras dan disibukkan oleh hiruk pikuk aktivitas manusia. Wabah Covid-19 membuat bumi lebih tenang. Hal ini diakibatkan separuh penduduk populasi dunia melakukan isolasi diri. Kejadian ini juga menghasilkan udara lebih segar.

Dikutip dari situs nationalgeographic.com selama pademi polusi udara dan emisi global yang diakibatkan kadar karbon dioksida (CO2) dan nitrogen dioksida (No2) mengalami penurunan drastis. 

Air di lautan dan di sungai pun terlihat lebih jernih. Perubahan alam tersebut seakan mengisaratkan bahwa wabah Covid-19 adalah obat untuk semesta. Bumi lebih sehat dengan kondisi ini .

Dengan kejadian positif yang terjadi selama dunia diterpa badai korona, masih ingin kah kita berdaram durjana pada keadaan?

Yang perlu dipahami wabah Covid-19 tidak melulu dengan kejadian duka pelipur lara. Bersama wabah banyak kisah bahagiah yang bisa kita cipta. Ditengah wabah ada berkah yang bisa kita rasa.

Wabah ini akan berlalu dan kita harus tetap saling menjaga, karena kita meyakini sesungguhnya segala sesuatu datang dan kembali kepada-Nya. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun