Soeharto bisa saja mengutarakan keinginannya agar Prabowo dan Titiek kembali bersama, mengingat keduanya masih sering terlihat akrab dalam berbagai kesempatan.
Soeharto: "Kenapa tidak kau pikirkan kembali? Bukankah lebih baik untuk bersatu lagi demi keluarga?"
Prabowo: "Saya dan Titiek masih bersahabat baik, Pak. Kami selalu mendukung satu sama lain, terutama untuk anak kami."
Di sini, Soeharto mungkin akan memberi nasihat agar hubungan yang ada tetap dijaga dengan baik, terlepas dari apakah mereka akan rujuk atau tidak.
3. Faktor Politik dalam Hubungan Prabowo-Titiek
Selain aspek keluarga, ada juga faktor politik. Sebagai ketua Dewan Pembina Partai Berkarya (partai yang dulu berafiliasi dengan keluarga Cendana), Titiek tetap aktif di dunia politik. Soeharto mungkin akan bertanya apakah hubungan mereka bisa memberikan dampak positif bagi bangsa.
Soeharto: "Kalau kalian tetap bersama, mungkin bisa lebih kuat dalam membangun Indonesia."
Prabowo: "Kami tetap bekerja untuk kepentingan bangsa, Pak. Dengan atau tanpa status sebagai pasangan."
Soeharto mungkin akan mengingatkan bahwa politik tidak boleh memisahkan hubungan keluarga dan menyarankan agar mereka tetap bekerja sama untuk Indonesia.
4. Soeharto dan Pandangan Bijaknya
Sebagai seorang pemimpin yang matang dalam pengalaman hidup, Soeharto mungkin akan mengambil sikap realistis:
Soeharto: "Yang penting, tetap saling mendukung dan jangan ada permusuhan. Keluarga itu nomor satu."
Prabowo: "Tentu, Pak. Saya selalu menghormati Titiek dan keluarga Cendana."
Soeharto akan merasa lega mengetahui bahwa meskipun pernikahan mereka tidak bertahan, rasa hormat dan hubungan baik masih tetap terjaga.